Tidak semua pertemuan antarindividu atau antarkelompok
disebut interaksi. Pertemuan, kontak,
atau hubungan antara dua pihak yang memenuhi syarat tertentu saja yang
digolongkan sebagai interaksi. Hal ini menunjukkan, interaksi sosial membutuhkan
sejumlah persyaratan tertentu.
Interaksi sosial tidak akan terjadi
manakala tak terpenuhi dua syarat. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 64), dua
syarat bagi terjadinya interaksi sosial tersebut adalah adanya kontak sosial (social
contact) dan komunikasi (communication). Dua syarat ini se-lanjutnya
akan dibahas lebih terperinci.
A. Kontak Sosial (Social Contact)
Apakah yang disebut kontak sosial? Peristiwa
yang bagaimanakah yang digolongkan sebagai kontak sosial? Apa saja sifat kontak
sosial itu? Apa dan bagaimana kontak sosial yang pernah atau sering Anda
lakukan?
Kata kontak berasal dari bahasa Latin,
con atau cum dan tango. Kata con atau cum ber-arti
‘bersama-sama’, sedangkan tango berarti ‘menyentuh’. Dengan demikian,
secara harfiah, kontak berarti ‘bersama-sama menyentuh’.
Secara fisik, kontak akan terjadi jika ada
hubungan fisik atau hubungan badaniah. Akan tetapi, sebagai gejala sosial,
kontak tidak harus dan tidak selalu berarti ‘bersentuhan secara fisik’, seperti
berjabat tangan, bergandengan tangan, berangkulan, berpelukan, bergumulan,
berkelahi, atau adu jotos. Dalam konteks interaksi sosial, kontak dapat juga
berarti melakukan hubungan dalam bentuk ‘tidak bersentuhan langsung secara
fisik’. Aktivitas tanpa bersentuhan secara fisik, seperti bercakap-cakap
melalui telepon dan bertukar pikiran melalui pesan singkat (SMS) HP, juga dapat
termasuk kontak. Bahkan, menurut Kingsley Davis (dalam Soekanto, 2005: 65), sentuhan
fisik tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Dengan demikian, kontak sosial dapat terjadi
dengan atau tanpa hubungan fisik. Kontak sosial dalam bentuk hubungan fisik,
misalnya, dua orang yang bertemu saling menyapa dan berjabat tangan. Kontak
sosial dalam bentuk tanpa hubungan fisik, misalnya, dua orang melakukan
komunikasi melalui surat via pos atau surat elektronik (e-mail) di
internet.
Berdasarkan pelakunya, kontak sosial dapat
dibedakan menjadi kontak antarindividu, kontak antara individu dan kelompok,
serta kontak antarkelompok.
- Contoh kontak sosial antarindividu adalah seorang siswa SMK berbicara dengan salah seorang gurunya.
- Contoh kontak sosial antara individu dan kelompok adalah seorang direktur perusahaan berbicara di mimbar untuk memberikan motivasi kerja kepada para karyawan bawahannya.
- Contoh kontak sosial antarkelompok adalah sebuah perusahaan penerbitan buku memberikan order pekerjaan mencetak buku kepada sebuah perusahaan percetakan.
Adapun kontak sosial sendiri memiliki beberapa
sifat. Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif, juga dapat bersifat
primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan lebih lanjut dari keempat sifat
yang dimaksud.
- Kontak sosial bersifat positif manakala menghasilkan kerja sama (cooperation). Contohnya, OSIS dari dua SMA mengadakan kegiatan bakti sosial bersama di daerah yang dilanda bencana alam.
- Kontak sosial bersifat negatif manakala menghasilkan konflik (conflict). Contohnya, sejumlah buruh sebuah perusahaan garmen melakukan mogok kerja dan mengadukan direksi perusahaan tempat mereka bekerja kepada kementerian tenaga kerja akibat rendahnya upah bulanan yang mereka terima serta kesewenang-wenangan dan ketidakmanusiawian pihak direksi dalam memberlakukan jam kerja.
- Kontak sosial bersifat primer jika dalam melakukan kontak, para pelaku bertemu muka secara langsung (face to face). Contohnya, seorang pembicara melakukan presentasi dan tanya jawab di hadapan hadirin dalam sebuah seminar.
- Kontak sosial bersifat sekunder jika dalam melakukan kontak, para pelaku mengguna-kan perantara tertentu. Contohnya, seorang direktur bank bertukar pikiran dengan salah satu manajernya melalui telepon untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Dari pengertian berikut
contoh-contoh kontak yang dipaparkan menjadi jelas bahwa kontak sosial menjadi
syarat bagi terjadinya interaksi sosial. Tanpa kontak, interaksi sosial tidak
akan terjadi. Apabila sebuah hubungan dua individu atau dua kelompok tidak
ditandai oleh adanya tindakan timbal balik yang saling mempengaruhi –– dalam
arti tidak ada kontak –– maka hubungan itu tidak mengarah atau tidak termasuk
interaksi sosial.
B. Komunikasi (Communication)
Dari segi bahasa, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2002: 585). Adapun secara sosiologis, komunikasi
diartikan sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau keinginan dari satu pihak
kepada pihak lain sehingga terbentuk pengertian bersama (Purwito, 2005: 56).
Substansi komunikasi, baik secara semantik dan linguistik maupun secara
sosiologis, adalah pengiriman atau penyampaian pesan antara dua pihak yang
menyebabkan keduanya memperoleh pengertian yang relatif sama atas suatu hal.
Secara sederhana, komunikasi juga dapat
diartikan hubungan atau perhubungan. Di dalam komunikasi terdapat lima unsur
penentu, yakni komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek. Penjelasan dari
kelimanya adalah sebagai berikut.
- Komunikator adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan atau mengirimkan pesan, perasaan, pendapat, gagasan, atau pikiran kepada orang atau kelompok lain.
- Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan, perasaan, pendapat, atau pikiran dari pihak lain.
- Pesan adalah hal atau sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa data, informasi, instruksi, pikiran, perasaan, dan gagasan.
- Media merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, koran, telepon, dan sebagainya.
- efek adalah perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
Komunikasi menjadi
syarat terjadinya interaksi sosial karena komunikasi sangat menentukan munculnya
hubungan-hubungan antara pribadi dan pribadi, antara pribadi dan kelompok, atau
antara kelompok dan kelompok dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi memungkinkan
adanya penyampaian dan penerimaan pesan sehingga terjadi percakapan, dialog,
diskusi, pertukaran informasi, pertukaran pikiran, dan sejeninsnya. Dari sini
muncullah kemudian berbagai hubungan timbal balik antara dua atau beberapa
pihak dalam berbagai bentuk.
Komunikasi menjadi
pelengkap kontak bagi terjadinya interaksi sosial. Tanpa komunikasi, kontak
tidak akan mengarah pada interaksi sosial. Dua orang bisa saja melakukan
kontak, tetapi jika mereka berdua tidak melengkapinya dengan komunikasi, mereka
dapat dikatakan belum melakukan interaksi. Sebagai contoh, seorang wanita
Indonesia bertemu dan berjabat tangan dengan seorang wanita Jepang, kemudian si
wanita Indonesia menyapa dan berbicara dengan bahasa Indonesia, padahal si
wanita Jepang sama sekali tidak mengerti bahasa Indonesia sehingga ia tak memahami
pesan (perasaan, pikiran, atau informasi) yang disampaikan si wanita Indonesia.
Dalam contoh ini, kontak (sebagai syarat pertama interaksi) telah terjadi,
tetapi karena salah satu pihak tak memahami pembicaraan pasangannya, tidak berlangsung
komunikasi sehingga interaksi sosial pun tidak terjadi.
Dari uraian dan contoh tersebut tampaklah
bahwa komunikasi memegang peranan yang krusial dalam interaksi sosial. Dengan
komunikasi, perasaan, pikiran, keinginan, sikap, atau gagasan seseorang atau
kelompok dapat diketahui oleh orang atau kelompok lain. Hal ini kemudian
menjadi bahan untuk menentukan reaksi, tanggapan, atau tindakan yang akan dan
perlu dilakukan untuk memberikan balasan.
Sebagai penentu terjadinya interaksi sosial,
komunikasi dapat berlangsung dalam berbagai bentuk atau model. Setidaknya, terdapat empat model komunikasi
yang biasa terjadi dalam interaksi sosial. Keempat bentuk atau model komunikasi
tersebut adalah komunikasi searah, komunikasi dua arah, komunikasi langsung,
dan komunikasi tidak langsung.
- Komunikasi searah atau satu arah adalah komunikasi yang berlangsung hanya dari komunikator kepada komunikan; dalam arti, komunikator aktif memegang penuh pembicaraan, sementara komunikan hanya pasif menerima (mendengarkan) tanpa memberikan balikan. Contohnya, seorang kiai memberikan khotbah di depan sejumlah umat Islam dalam majelis salat Jumat atau seorang pejabat negara berpidato di depan rakyat melalui televisi.
- Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang di dalamnya baik komunikator maupun komunikan sama-sama aktif serta saling memberi dan menanggapi pesan. Contohnya, tawar-menawar harga antara seorang penjual dan pembeli di pasar tradisional atau dialog antara seorang narasumber dengan petani dalam sebuah kegiatan temu muka yang membahas persoalan tingginya harga pupuk.
- Komunikasi langsung adalah komunikasi yang di dalamnya komunikator dan komunikan melakukan komunikasi secara langsung, baik dengan tatap muka atau berhadap-hadapan langsung (face to face) maupun secara berjauhan dengan menggunakan alat atau media kemunikasi (telepon, handphone, teleconference, HT, internet, dan sebagainya). Contohnya, dua orang mahasiswa berbicara membahas rencana pengerjaan tugas yang diberikan dosen atau seorang pedagang eceran memesan barang kepada pedagang grosir melalui telepon.
- Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang di dalamnya penyampaian dan penerimaan pesan serta tanggapan terhadap pesan oleh komunikator dan komunikan dilakukan melalui perantara pihak ketiga. Contohnya, perselisihan antara dewan direksi suatu perusahaan dengan karyawan/buruh diselesaikan melalui dialog yang diprakarsai dan dijembatani oleh kementerian tenaga kerja atau dua orang remaja saling berkirim salam melalui seorang remaja lain sebagai pihak ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar