Kunyit (Sumber: http://www.ricettemacchinadelpane.blogspot.com) |
TEMPO.CO,
Los Angeles - Kunyit (kunir) yang
merupakan salah satu sumber pengobatan dari Timur kini tengah menjadi tren di
Barat. Minuman dari kunyit yang dijuluki sebagai golden ismilk
laris manis dalam ajang Natural Products Expo 2016 di California, Amerika
Serikat. Popularitasnya menyaingi matcha yang menjadi tren di ajang yang sama
tahun sebelumnya.
Ajang
yang digelar setiap tahun ini bertujuan
memperkenalkan dan mengevaluasi produk alami terbaru. Tahun ini merupakan kali
ke-36 perhelatan itu digelar. Kunyit
mulai diperkenalkan dalam ajang ini sejak tiga tahun lalu. Pertama dikenalkan
dalam bentuk minuman, kini kunyit tampil dalam aneka varian, mulai dari minuman
hingga aneka bumbu masakan.
Menurut
situs New York Times, kunyit menjadi
ramuan dewa yang menyehatkan berkat kandungan senyawa kuning yang disebut
kurkumin di dalamnya. Zat ini dikenal dalam dunia pengobatan tradisional dan
kontemporer karena manfaatnya bagi kesehatan.
Kunyit
kerap digunakan untuk mengobati penyakit yang terkait dengan peradangan, kanker
arthritis, dan bisul. Umbi yang banyak tumbuh di Asia ini juga dikaitkan dengan
penyembuhan luka, dan penelitian terbaru mempelajari hubungannya dengan
penyakit alzheimer.
Dalam
penelitian itu, Andrew Scholey dari Swinburne University of Technology
melakukan serangkaian penelitian dengan sasaran kelompok usia 60-85 tahun.
Beberapa relawan diberi kapsul yang terbuat dari ekstrak kunyit sementara
sisanya diberi plasebo. Mereka kemudian diminta menyelesaikan serangkaian tugas
yang memerlukan kerja otak, seperti
mengingat kata-kata dan gambar, pengurangan sederhana, serta latihan yang
menguji reaksi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pertama
memiliki kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang membutuhkan daya ingat
dan kewaspadaan dibanding kelompok kedua. Kelompok dengan kurkumin itu juga
tidak menunjukkan kelelahan dan terlihat lebih tenang, tidak stres.
Namun, Barbara
Delage dari Micronutrient Information Center di Linus Pauling Institute menyatakan, bioavailabilitas kunyit sangat miskin. “Mengklaim
bahwa kunyit berguna bagi manusia adalah prematur mengingat bukti saat ini,”
katanya.
Kunyit,
katanya, tidak menempel di dalam tubuh manusia untuk waktu yang lama dan hanya
sedikit dari senyawanya yang diserap tubuh. Upaya untuk mengembangkan bentuk
senyawa yang lebih mudah diserap sedang berlangsung, katanya, dan akan
dilanjutkan dengan uji keamanan dan efektivitasnya.
Ia
membenarkan studi laboratorium menunjukkan manfaat besar kunyit. Dalam satu penelitian,
kurkumin terbukti menghambat inflamasi pada tikus. Penelitian dalam skala laboratorium
juga membuktikan kunyit dapat meringankan radang usus, menumpulkan respons imun
pada pasien rheumatoid arthritis, dan mengurangi peradangan saraf dalam kasus cedera
otak traumatis.
Dalam
penelitian terhadap manusia, beberapa uji klinis kecil menemukan kurkumin
menjadi seefektif obat anti-inflamasi nonsteroid untuk mengurangi kekakuan dan
pembengkakan pada rheumatoid arthritis. Bahkan, penggunaan
kunyit lebih efektif daripada beberapa obat standar yang digunakan untuk
mengurangi keparahan. Namun, Delage mengatakan, “Anda
tidak bisa menyimpulkan apa-apa dengan satu atau dua penelitian kecil, dan Anda
harus sangat skeptis tentang ini.”
(Sumber: https://cantik.tempo.co/read/768315/kunyit-kini-tengah-jadi-tren-di-barat-lo, Rabu, 4 Mei 2016, 09,00
WIB)