Sumber: Koleksi Zamroni
Dalam kehidupan rutin sehari-hari,
interaksi sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi sebagian besar dari kita.
Kata ini seringkali digunakan dalam berbagai kesempatan. Namun, interaksi yang
sedang kita bahas atau pelajari, memiliki pengertian yang spesifik. Sebelum
dikemukakan pengertian interaksi sosial, coba Anda perhatikan dua contoh
berikut ini.
Suatu saat seorang siswa baru sebuah
SMK bernama Raka pada hari pertama masuk sekolah bertemu dengan siswa baru lain
bernama Hari. Saat bertemu, keduanya berkenalan dengan berjabat tangan, saling
menanyakan alamat, dan bertukar nomor handphone. Keesokan harinya,
mereka terlibat berbagai pembicaraan seputar pelajaran dan kegiatan sekolah
yang akan mereka ikuti. Pada hari-hari berikutnya, mereka makin akrab hingga
kemudian menjadi sahabat karib yang sering melakukan kegiatan bersama, seperti
mengerjakan tugas guru, melakukan praktikum, mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, aktif dalam klub olahraga, dan menonton pertunjukan seni.
Sementara itu, di tempat lain,
karena prestasi kerjanya yang cemerlang, Bu Yanti diangkat menjadi manajer
bagian produksi di sebuah perusahaan. Sebagai manajer baru, Bu Yanti secara
rutin memberikan tugas dan instruksi kepada anak buahnya, sementara para anak
buahnya secara berkala juga memberikan laporan mengenai hasil kerjanya kepada
Bu Yanti. Bu Yanti sendiri seminggu sekali mengikuti meeting (rapat)
rutin dengan jajaran pimpinan (direksi) perusahaan serta memberikan laporan
kepada manajer umum (general manager).
Dari dua contoh tersebut, dapatkah Anda membuat rumusan
mengenai pengertian ‘interaksi’? Dari kejadian dalam dua contoh itu, manakah
yang sesungguhnya disebut ‘interaksi’? Apakah setiap tindakan orang dapat
disebut ‘interaksi’?
Jika Anda perhatikan dengan saksama perbuatan yang dilakukan Raka, Hari, dan Bu Yanti, Anda akan memperoleh gambaran lebih jelas tentang interaksi. Dan memang, tindakan Raka, Hari, dan Bu Yanti dalam contoh tersebut merupakan tindakan yang disebut interaksi. Perkenalan Raka dan Hari sampai keduanya menjadi pasangan sahabat merupakan interaksi. Demikian pun dengan tindakan yang dilakukan Bu Yanti serta anak buah dan atasannya, juga merupakan interaksi.
Lalu, bagaimana pengertian konkret tentang interaksi itu
sendiri? Dari contoh tersebut, dapat dirumuskan bahwa interaksi adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi yang terjadi antara individu satu dengan
individu lain, antara kelompok satu dengan kelompok lain, atau antara individu
dengan kelompok. Pada dua contoh di muka dapat dilihat, para pelaku melakukan
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Raka dan Hari saling
berkenalan, bertukar alamat, berbicara, hingga melakukan banyak kegiatan
bersama. Adapun Bu Yanti secara rutin memberi tugas dan instruksi, sementara
para anak buahnya menjalankannya serta memberikan pula laporan kepadanya.
Secara etimologis, interaksi berasal dari kata inter-
dan aksi. Inter- berarti ‘berbalas-balasan’, sedangkan aksi berarti ‘tindakan’ atau ‘perbuatan’.
Dengan demikian, interaksi berarti tindakan atau perbuatan yang dilakukan atau
terjadi antara dua pihak secara berbalas-balasan.
Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam Soekanto, 2005:
61) mengatakan bahwa interaksi adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau
antarkelompok. Jika dua orang bertemu, interaksi sosial mulai terjadi.
Interaksi ditandai dengan saling bertemu, bertegur sapa, berjabat tangan,
saling berbicara, dan bekerja sama.
Hubungan yang disebut interaksi tidak selalu dan tidak
harus berakhir dengan positif. Dua orang atau dua kelompok yang berjumpa,
berkenalan, berbicara, tukar-menukar informasi, dan kemudian bahkan saling
berbaku hantam karena kesalahpahaman pun dapat digolongkan sebagai interaksi.
Hal ini menunjukkan bahwa interaksi dapat bersifat positif dan negatif.
Bahkan menurut Soerjono Soekanto
(2005: 61), jika dua orang atau dua kelompok bertemu, tetapi tidak saling
bertegur sapa atau tukar-menukar tanda, interaksi sosial telah terjadi. Hal itu
tetap merupakan interaksi jika masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain
yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada perasaan atau saraf pada
mereka yang disebabkan oleh bau keringat, aroma minyak wangi, suara langkah
kaki, dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan pada pikiran mereka
hingga kemudian turut menentukan bentuk tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya.
Interaksi
sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial karena interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya berbagai aktivitas sosial. Aktivitas sosial
hanya dapat berlangsung manakala di dalam kehidupan masyarakat, baik
antarindividu maupun antarkelompok, terjadi interaksi. Menurut Kimball Young
dan Raymond W. Mack (1959: 137), interaksi sosial adalah kunci dari semua
kehidupan sosial karena, tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama.
Bertemunya
individu atau kelompok secara badaniah semata tak akan menghasilkan pergaulan
hidup dalam masyarakat. Pergaulan hidup yang dimaksud baru akan terjadi jika
antarindividu dan/atau antarkelompok saling bertemu, berbicara, bekerja sama,
bersaing, bertikai, dan sebagainya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan, interaksi
sosial adalah dasar dari proses sosial.
Dari pengertian interaksi yang sudah dikemukakan di atas,
Anda tentunya dapat menyebutkan ciri-ciri interaksi sosial atau, setidaknya,
Anda dapat mengenali ciri-ciri interaksi sosial. Menurut analisis Anda, apa
saja ciri-ciri interaksi sosial itu? Terkait dengan hal apa saja ciri-ciri yang
dimaksud?
Dari beberapa contoh dan definisi interaksi sosial yang telah
dibahas, kita dapat menemukan beberapa ciri atau karakteristik interaksi
sosial. Ciri-ciri tersebut, antara lain, sebagai berikut:
- melibatkan lebih dari satu pihak (baik secara individual maupun secara kelompok);
- ada kesadaran akan kehadiran pihak lain;
- hubungan yang terjadi bersifat timbal balik;
- ada aksi (tindakan) dan reaksi (tanggapan);
- ada perubahan perasaan atau sikap;
- muncul keinginan atau inisiatif untuk melakukan tindakan lebih lanjut; serta
- seringkali diikuti tindakan dalam bentuk kerja sama, pertemanan, persaingan, atau mungkin konflik (perselisihan, pertengkaran, perkelahian, dan sejenisnya).
Dalam pada itu, Charles P. Loomis (dalam Purwito, 2007: 53)
berpendapat bahwa interaksi sosial memiliki empat ciri pokok. Keempat ciri
tersebut adalah sebagai berikut.
- Jumlah pelaku lebih dari saru orang.
- Komunikasi antarpelaku berlangsung dalam dua arah.
- Terdapat dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.
- Terdapat tujuan tertentu yang hendak dicapai.