Tampilkan postingan dengan label Tokoh Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh Teknologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Mei 2018

Larry Page, Mengubah BackRub Menjadi “Googol” dan “Google”

Larry Page (Sumber: tekno.kompas.com)


Pada akhir abad ke-20, Amerika Serikat kembali melahirkan anak muda kreatif dan dinamis yang mencengangkan. Pada tahun 1998, Edward "Larry" Page, seorang anak muda Amerika, bersama Sergey Brin, pemuda Rusia yang sudah menjadi warga negara Amerika, mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Google. Perusahaan yang semula merupakan search engine (mesin pencari) data di internet ini sekarang telah menjelma menjadi perusahaan multinasional yang memiliki spesialisasi pada jasa dan produk internet, dengan produk meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan online (daring). Berkat kejeniusan dan kreativitas Larry Page dan Srgey Brin, Google berkembang menjadi perusahaan global raksasa yang produk-produknya paling dibutuhkan oleh penduduk bumi pengguna internet pada awal abad ke-21 ini.
Dunia tercengang dan terpukau. Memasuki awal abad ke-21, Google tidak hanya menjadi salah satu dari lima perusahaan dengan aset terbesar di dunia, melainkan juga sebagai mesin pencari terpopuler dan terbesar di dunia hampir setiap menit atau bahkan setiap detik namanya tercantum dan muncul pada alat komunikasi (komputer dan handphone) para pengguna internet di seluruh dunia. Nama Sergey Brin dan Larry Page pun berkibar di mana-mana serta mereka menjadi kaya raya.
Siapakah Larry Page? Bagaimana dia (bersama Sergey Brin) bisa membetot perhatian dan minat masyarakat dunia untuk menggunakan produk yang ia ciptakan? Bagaimana dalam usia muda Larry Page bisa sukses menghasilkan penemuan yang spektakuler seperti itu?
Tertarik Komputer Sejak Kecil
Larry Page memiliki nama lengkap Lawrence Edward "Larry" Page. Ia lahir di Lansing, Michigan, Amerika Serikat, pada 26 Maret 1973, dari pasangan suami-istri Carl Page dan Gloria. Ayahnya, Carl Page, merupakan profesor dalam bidang ilmu komputer dan pakar artificial intelligence (kecerdasan buatan), adapun ibunya, Gloria, merupakan instruktur pemprograman komputer di Michigan State University dan Lyman Briggs College.
Sejak berusia 6 tahun, Larry Page sudah menunjukkan minatnya yang besar dan luar biasa pada komputer. Sebagaimana pengakuannya, semasa kecil dahulu, rumahnya seringkali terlihat semrawut dan kacau oleh berserakannya majalah sains dan mesin komputer. Ia sudah akrab dengan mesin pengolah kata generasi pertama saat usianya belum genap delapan tahun. Di sekolahnya, ia menjadi siswa pertama yang mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan menggunakan komputer.
Ketertarikan Page pada komputer sejak kecil tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya yang sejak awal memang sudah bergelut dengan dunia komputer seringkali menanamkan pengertian tentang pentingnya kreativitas dan penemuan kepada Page dan saudaranya. Kakak Larry Page, yakni Carl Victor Page Jr., juga berkecimpung dalam bidang komputer. Victor pernah mendirikan eGroups, tetapi kemudian dijual kepada Yahoo akibat krisis keuangan.
Menginjak usianya yang ke-12, Larry Page sudah berpikir untuk mendirikan perusahaan komputer. Menjelang dewasa, untuk mewujudkan mimpinya, pemuda lulusan East Lansing High School ini meneruskan studinya ke Universitas Michigan dengan mengambil jurusan teknik komputer. Page meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang teknik komputer dari Universitas Michigan dengan pujian.
Berkenalan dan Berkolaborasi dengan Sergey Brin
Page melanjutkan studi pascasarjananya di Universitas Standford, Inggris. Di universitas inilah Page bertemu dan berkenalan dengan seorang pemuda Amerika imigran dari Rusia, Sergey Brin, yang juga sama “gila”-nya dengan dunia komputer. Masa-masa awal perkenalan keduanya banyak diwarnai silang pendapat sehingga, konon, keduanya saling tak menyukai. Memasuki tahun 1996, barulah mereka dapat saling memahami dan beradaptasi karena memiliki minat dan perhatian yang sama: bagaimana cara menemukan dan merancang search engine (mesin pencari). Page dan Brin pun akhirnya menjalin kerja sama untuk merancang mesin pencari yang diberi label “BackRub”. BackRub inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Google.
Backrub semula digunakan untuk meneliti proses menghubungkan balik sebuah situs ke page lain. Dari BackRub, Page dan Brin menemukan bahwa sebuah web memiliki data link yang lebih banyak untuk mencari tahu mengenai hal tertentu sehingga proses pencarian di internet dapat dilakukan dengan lebih efektif. Setelah usaha menawarkan dan menjual BackRub kepada Yahoo, Infoseek, Lycos, dan AltaVista mendapat penolakan karena BackRub dianggap tidak efektif, mereka memutuskan untuk mengembangkan Backrub secara mandiri.
Pada tahun 1997, Page dan Brin mengubah nama BackRub menjadi “Googol”. Googol merupakan istilah dalam matematika yang digunakan untuk menyebut bilangan 1 yang diikuti seratus bilangan 0 (nol). Nama Googol diadopsi Page dan Brin sebagai simbol untuk menjelaskan misi perusahaan yang mereka dirikan: sebagai lokasi berhimpunnya informasi yang tiada batas di internet. Pada 4 September 1998, Page dan Brin pun resmi mendirikan Google.
Diambil dan ditetapkannya nama “Google” (dari semula “Googol”) terjadi akibat kesalahan eja dan tulis yang tidak disengaja. Saat masih bernama “Googol”, para investor keliru dalam menginterpretasikan nama “Googol”. Mereka mengeja nama “Googol” menjadi “Google” serta telanjur pula menuliskan nama “Google” di lembaran cek. Peristiwa yang cukup jenaka ini akhirnya menjadikan Page dan Brin memutuskan menggunakan nama “Google” (bukan lagi “Googol”) untuk perusahaan (mesin pencari) yang mereka dirikan.
Page dan Brin menjalankan Google sebagai presiden bersama sampai tahun 2001. Pada tahun itu pula mereka merekrut Eric Schmidt untuk menjadi CEO (Chief Executive Officer) Google. Page menjalankan Google sebagai tritunggal bersama dengan Brin dan Schmidt. Pada 2 Oktober 2015, Page bersama Brin mendirikan perusahaan baru yang diberi nama Alphabet Inc. Alphabet Inc. dibentuk sebagai perusahaan holding (perusahaan induk) untuk menaungi Google dan banyak perusahaan baru lain yang diakuisisi Google. Di Alphabet Inc., Page berperan sebagai CEO, Brin sebagai presiden, dan Schmidt sebagai ketua.
Pengidap Autoimun
Penghasilan Page terus melesat sejalan dengan kian kaya dan jayanya Google dan Alphabet. Forbes pernah memperkirakan, kekayaan Page mencapai 38,5 miliar dolar AS (lebih dari Rp500 triliun), membuatnya masuk dalam daftar 50 orang terkaya di dunia. Pada kesempatan lain, Forbes juga pernah menempatkan Page pada peringkat 27 (satu tingkat di belakang Sergey Brin) dalam daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih mencapai 12,8 miliar dolar AS.
Page memiliki sebuah kapal pesiar (yacht) yang ia beri nama “Senses”. Kapal ini dibelinya seharga 45 juta dolar AS dari Jerman. Page juga memiliki sebuah pesawat jet pribadi yang biasa ia gunakan untuk berelaksasi serta mengusir rasa penat akibat kesibukannya mengurus perusahaan. Untuk mobil, salah satu jenis yang sering ia gunakan adalah Toyota Prius, mobil elektrik hibrida yang dinobatkan sebagai mobil paling ramah lingkungan di dunia karena kepulan asap dan emisinya sangat kecil.
Sebagai bos perusahaan besar dunia, Larry Page tentu dibelit kesibukan yang luar biasa. Namun, ia masih sempat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan di luar (urusan) perusahaan. Tidak jarang ia melakukan aktivitas di luar rumah, seperti melancong ke tempat-tempat baru dan melakukan kiteboarding (olahraga selancar yang terhubung dan dihela dengan paralayang). Necker Island, Alaska, merupakan salah satu tempat favorit Page untuk melakukan kiteboarding.
Ketokohan Larry Page tidak sepenuhnya dapat menutupi kekurangannya sebagai manusia biasa. Ia diperkirakan mengalami kelainan autoimun, yakni menyerangnya sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel sehat di dalam tubuh sendiri. Kelainan ini menyebabkan peradangan kronis pada kelenjar tiroid sehingga menimbulkan gangguan suara. Saat berbicara, lama-kelamaan suara Page kian serak dan volumenya mengecil (kian lirih). Untuk mengatasi gangguan ini, hampir setiap kali berbicara di depan forum (umum) Page harus menggunakan pengeras suara (mikrofon) agar suaranya dapat terdengar oleh hadirin.
Larry Page pernah berkencan dengan Marissa Mayer, mantan karyawati Google dan mantan CEO Yahoo. Perjalanan cinta mereka kandas hingga Page kemudian jatuh hati dan berpacaran dengan Lucinda Southworth, mahasiswi informatika biomedik yang merupakan adik aktor Carrie Southworth. Page dan Lucinda menikah pada tahun 2007 dalam sebuah pesta yang mewah di Kepulauan Karibia.
Page adalah orang yang tidak suka membuang-buang waktu. Ia selalu ingin memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien. Bahkan, saat makan, ia berusaha untuk berhemat waktu sehingga ia sering sekali makan cracker dalam satu kali gigitan agar dapat segera mengerjakan tugas yang lain setelahnya.
Page juga dikenal sebagai pribadi yang cepat dalam mengambil keputusan. Selama sebuah keputusan cepat tidak akan berakibat fatal, ia akan lakukan itu dengan segera. Oleh sebab itu, Page kerapkali bertanya kepada para bawahan dan tim yang dipimpinnya,  Mengapa kita tidak dapat melakukan ini lebih cepat?
Page akan terus menuntut tim yang dipimpinnya untuk memutuskan sesuatu hingga mereka sampai pada batas maksimum kemampuannya. Ia baru akan berhenti menuntut mereka jika tim sudah “berteriak” akibat merasa tak nyaman. Dan, dalam bekerja, Page senantiasa berupaya untuk menghasilkan hal yang lebih baik dari yang diharapkan orang lain. Itulah sebabnya, ia meminta para karyawan Google untuk tidak sekadar bekerja memenuhi kewajiban, melainkan mampu menghasilkan karya-karya terbaik untuk perusahaan.

Sergey Brin, Pemuda Imigran Rusia Pendiri Google

Sergey Brin (Sumber: denverpost.com)


Selain Amerika Serikat, Rusia juga menjadi negara yang melahirkan penemu dan perintis teknologi bidang informasi dan komunikasi. Orang-orang muda dari salah satu bekas negara Uni Soviet pada era Perang Dingin ini banyak yang menekuni teknologi bidang informasi dan komunikasi dengan prestasi puncak yang mendunia. Salah satu sosok yang memiliki kualifikasi semacam itu adalah Sergey Brin, salah satu pendiri Google.
Sergey Mikhailovich Brin lahir di Moskow, Uni Soviet, pada 21 Agustus 1973. Ia lahir dari pasangan suami istri Mikhail Brin-Evgenia Brin. Mikhail Brin merupakan pakar matematika alumnus Moscow State University. Enam tahun setelah kelahiran Sergey Brin, tepatnya pada tahun 1979, keluarga Brin bermigrasi ke Amerika Serikat. Kepindahan mereka ke Negeri Paman Sam dilatarbelakangi oleh minimnya kebebasan berekspresi di Uni Sovet yang merupakan negara komunis otoriter.
Di Amerika Serikat, Sergey Brin dimasukkan ke sekolah dasar Paint Branch Montossori, Maryland. Sang ayah, Mikhail Brin, yang setelah pindah ke AS menjadi profesor di jurusan matematika University of Maryland, memiliki peran penting dalam mengarahkan Sergey Brin pada matematika. Berkat arahan dan motivasi ayahnya, Sergey pun tertarik dan mendalami matematika.
Bertemu Larry Page
Setelah lulus dari Eleanor Roosevelt High School pada September 1990, Sergey diterima di University of Maryland dengan mengambil jurusan matematika dan ilmu komputer. Pada tahun 1993 Sergey sukses mendapatkan gelar B.Sc. (Bachelor of Science). Melalui beasiswa National Science Foundation, ia kemudian mendalami ilmu komputer di Stanford University (Inggris) dan pada Agustus 1995 ia berhasil meraih gelar master. Sergey juga sukses mendapatkan gelar MBA IE Business School.
Stanford University merupakan tempat yang menjadikan Sergey tertarik pada internet dan mesin pencari (search engine). Ia menyusun banyak tulisan tentang pattern extraction dan data mining. Untuk mempermudah pengerjaan tugas-tugas kuliahnya, ia juga menyusun perangkat lunak (software) yang mampu mengubah TeX menjadi HTML.
Tak lama kemudian, di Stanford University pula Sergey mengalami momentum penting dalam hidupnya: berjumpa dengan Larry Page. Sergey Brin dan Larry Page, konon, menurut rumor di kalangan orang-orang Google, justru tidak saling menyukai pada kesempatan pertama bertemu (1995) di program pascasarjana ilmu komputer Stanford University. Akan tetapi, mereka sadar diri bahwa mereka memiliki minat yang sama, yakni menemukan informasi yang relevan dari sekumpulan data besar. Mereka akhirnya menjadi duet yang akrab sehingga kemudian menyusun karya tulis bertajuk The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine. Karya ini menjadi penentu penting perjalanan karier mereka selanjutnya.
Pada tahun 2007/2008 Sergey memutuskan untuk menikah dan berkeluarga dengan Anne Wojcicki, saudara dari Susan Wojcicki, seorang karyawan Google. Anne Wojcicki adalah pendiri perusahaan generik 23andMe. Wojcicki, yang merupakan alumnus Yale University, juga dikenal sebagai seorang analis bioteknologi. Sergey dengan Wojcicki menikah di sebuah lokasi di Bahama. Pernikahan mereka membuahkan dua anak: Chloe Wojin dan Benji Wojin. Oleh karena suatu hal, pernikahan mereka kandas (cerai) pada Juni 2015.
Mendirikan Google
Pada usia 40-an tahun Sergey Brin sudah dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses. Bersama dengan sahabatnya, Larry Page, Sergey mendirikan Google, sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang memiliki spesialisasi pada jasa dan produk internet. Produk-produk Google meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan online (daring).
Sergey Brin dan Larry Page mendirikan Google saat mereka masih menjadi mahasiswa Ph.D. di Stanford University. Mereka memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta dengan misi mengumpulkan informasi dunia serta membuatnya dapat diakses dan bermanfaat bagi semua orang.
Di Google, Sergey Brin memegang jabatan sebagai President of Technology. Ia juga ditunjuk menjadi Direktur Proyek Khusus serta mendapatkan tugas untuk mengembangkan perusahaan holding dari Google, yakni Alphabet Inc. Di perusahaan terakhir yang menaungi Google ini ia diangkat sebagai presiden.
Sergey pernah tercatat sebagai orang terkaya nomor 26 di dunia. Menurut Forbes, kekayaan bersih Sergey pada tahun 2018 mencapai 49,5 miliar dolar AS (2018). Forbes menaksir pula, dari jabatan yang dipegangnya, Sergey sukses meraup penghasilan sekitar 34,3 miliar dolar AS (atau setara dengan Rp469 triliun) setahun.
Dengan kekayaan yang melimpah, Sergey turut berderma untuk keperluan riset patologi (tentang penyakit), terutama penyakit parinson. Pada tahun 2008, ia menyumbangkan sebagian kekayaannya (lebih dari 100 juta dolar AS) kepada University of Maryland School of Medicine, tempat ibundanya dirawat. Ibundanya, Evgenia Brin, didiagnosis menderita parkinson. Berdasarkan hasil tes, Sergey sendiri diperkirakan akan akan terkena penyakit yang serupa.
Di tengah kesibukannya mengurus perusahaan, Sergey Brin tetap berusaha menjaga kebugaran tubuh. Ia rajin mengikuti program dan latihan fitness. Ia kerap terlihat mengenakan pakaian dan sepatu khusus untuk fitness. Dalam suatu kesempatan, Sergey pernah mengitari kantornya dengan menggunakan sepatu roda. Untuk mempertahankan kebugaran dan kesehatan, ia juga menekuni yoga.

Rabu, 02 Mei 2018

Bill Gates, Pendiri Microsoft yang Filantropis

Bill Gates (Sumber: www.independent.co.uk)


Bill Gates lahir di Seattle, Washington, pada 28 Oktober 1955. Pria yang memiliki nama lengkap William Henry “Bill” Gates III ini merupakan putra dari pasangan William H. Gates Sr. dan Mary Maxwell Gates. Sang ayah, William H. Gates Sr., merupakan advokat terkenal, adapun sang ibu, Mary Maxwell Gates, merupakan anggota dewan direktur First Interstate BancSystem dan United Way.
Pada 1 Januari 1994, Gates menikah dengan Melinda French. Pernikahan mereka menghasilkan tiga orang anak: Jennifer Katharine Gates, Rory John Gates, dan Phoebe Adele Gates. Mereka sekeluarga tinggal di sebuah rumah di Medina, kawasan perumahan elite di Washington. Berdiri di lahan seluas 6.131 meter persegi, rumah keluarga Gates dipenuhi perkakas dan perangkat berteknologi tinggi. Harga rumah itu pada tahun 2017 lalu ditaksir mencapai sekitar Rp 1,6 triliun.
Hampir setiap pagi Gates tidak pernah absen mengecek berita-berita headline yang dimuat di koran. Koran yang biasa ia baca adalah The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Economist. Gates juga dikenal sebagai kutu buku selain gemar bermain bridge, tenis, dan golf.  Ia memiliki ruang perpustakaan pribadi dengan koleksi buku-buku langka, di antaranya buku Codex Leicester, karya seniman termasyhur Italia, Leonardo da Vinci.
Jadwal kegiatan harian Gates dibagi-bagi dalam interval lima menit. Setiap momen diperhitungkan dan direncanakan sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Ketika sedang tidak bekerja atau membaca, Gates biasanya akan menghabiskan waktunya bersama ketiga anaknya. Ia sering mengajak anak-anaknya mengunjungi tempat-tempat yang tidak lazim, misalnya, instalasi listrik dan tempat peluncuran rudal. “Mereka senang belajar dengan saya,” kata Gates.
Mendirikan Microsoft
Gates tertarik dengan komputer sejak usia sangat muda. Akan tetapi, baru pada usia 13 tahun ia benar-benar berkenalan dengan komputer saat Mothers Club di sekolahnya, Lakeside School, membeli komputer General Electric dan terminal Teletype Model 33 ASR untuk digunakan para siswa. Sebagai anak yang baru melihat dan mengenal komputer, ia merasa sangat tertarik, kemudian terdorong untuk mempelajarinya.
“Ada sesuatu yang pas dengan mesin itu,” kata Gates ketika mengenang masa-masa awal perkenalannya dengan komputer. Gates sangat tertarik dengan kemampuan mesin itu mengeksekusi kode perangkat lunak secara sempurna. Ia kemudian berusaha mempelajari sistem lain, termasuk sistem minikomputer DEC PDP yang dimiliki Computer Center Corporation.
Gates lulus dari Lakeside School pada tahun 1973. Ia memperoleh skor yang luar biasa (yaitu 1.590 dari 1.600) ketika mengambil tes SAT sehingga diterima di Harvard College. Selama di Harvard, Gates menghabiskan banyak waktunya untuk menggunakan komputer kampus. Ia juga masih menjalin kontak dengan sahabatnya, Paul Allen; kemudian pada tahun 1974 mereka bergabung di Honeywell. Pada tahun-tahun berikutnya,  Gates dan Allen berusaha untuk mendirikan perusahaan software komputer sendiri.
Pada bulan November 1975 Gates memutuskan nonaktif dari Harvard untuk bekerja sama dengan Paul Allen. Hal ini dilakukannya untuk memajukan usaha yang dirintisnya. Mereka membentuk perusahaan kemitraan dengan nama Micro-Soft ­­­—   kantor pertamanya mengambil tempat di Albuquerque. Nama “Micro-soft” kemudian diganti menjadi “Microsoft” (tanpa tanda hubung) dan pada 26 November 1976 nama dagang itu didaftarkan di Kementerian Luar Negeri New Mexico. Akibat kesibukannya mengurus perusahaan, Gates akhirnya tidak pernah menyelesaikan studinya di Harvard.
Persis pada tahun baru 1979 (tepatnya pada 1 Januari 1979) Gates memindahkan kantor pusat Microsoft dari Albuquerque ke Washington. Pada 20 November 1985, Microsoft berhasil meluncurkan versi pertama Microsoft Windows. Microsoft juga mencapai persetujuan dengan IBM untuk mengembangkan sistem operasi terpisah yang diberi nama OS/2. Meskipun mereka (Microsoft dan IBM) sukses mengembangkan versi pertama dari sistem itu, perbedaan kreativitas menyebabkan rusaknya kerja sama. Pada 16 Mei 1991 Gates mengumumkan berakhirnya kerja sama OS/2, kemudian Microsoft mengalihkan operasinya ke pengembangan kernel Windows NT.
Dalam periode-periode selanjutnya, Gates dikenal sebagai pendiri, CEO (chief executive officer), dan kepala Microsoft. Gates juga dikenal sebagai investor dan tokoh bisnis. Kiprahnya bersama Microsoft melambungkan namanya sebagai salah satu tokoh dan pengusaha terkemuka internasional serta orang terkaya di dunia. Dalam industri komputer, Gates dianggap sebagai salah seorang pengusaha komputer pribadi (personal computer) yang revolusioner meskipun tak sedikit pihak yang mengkritiknya sebagai pengusaha yang menerapkan strategi bisnis yang antikompetisi.
Tokoh Filantropis
Kesuksesan besar dalam industri komputer memotivasi Gates untuk merambah bidang lain. Ia kemudian dikenal sebagai penulis dan tokoh filantropis: banyak menyumbangkan kekayaannya untuk kegiatan kemanusiaan. Pada tahun 2000, ia mendirikan Yayasan Bill and Melinda Gates (Bill & Melinda Gates Foundation) dan melalui yayasan inilah ia menyumbangkan sejumlah besar dana ke berbagai organisasi amal dan program penelitian.
Memasuki awal tahun 2000 (Januari 2000), Bill Gates memutuskan mundur dari posisinya sebagai pejabat eksekutif tertinggi Microsoft. Akan tetapi, ia masih menjabat sebagai ketua. Pada Juni 2006, Gates menyatakan akan bekerja purna waktu di Yayasan Bill and Melinda Gates serta bekerja paruh waktu di Microsoft.
Orang yang dipercaya Gates untuk melanjutkan pengelolaan Microsoft adalah Ray Ozzie dan Craig Mundie. Ray Ozzie merupakan kepala arsitek perangkat lunak Microsoft, sedangkan Craig Mundie adalah pejabat riset dan strategi tertinggi Microsoft. Kepada dua orang inilah Gates secara bertahap melimpahkan semua pekerjaannya di Microsoft. Tanggal 27 Juni 2008 menjadi hari kerja purna waktu terakhir Gates di Microsoft. Ia masih bekerja di Microsoft sebagai ketua noneksekutif.
Sungguhpun banyak dikagumi, Gates juga sering mendapat kritik terkait dengan gaya manajemennya. Ia dikenal dengan reputasinya sebagai tokoh yang menjauhkan diri dari lingkungan sekitar. Seorang eksekutif industri pernah mengeluhkan bahwa “Gates terkenal karena tidak bisa dihubungi melalui telepon dan tidak membalas panggilan telepon.”
Gates memegang tanggung jawab besar atas strategi produk perusahaan sejak didirikannya Microsoft tahun 1975 sampai dengan 2006. Ia memperluas jajaran produk perusahaan dengan agresif dan ketika Microsoft berhasil mendominasi pasar, Gates berusaha mempertahankannya sekuat tenaga. Di bawah kendali Gates, Microsoft juga dinilai melakukan banyak tindakan yang menjurus pada persaingan tak sehat, seperti yang terjadi pada kasus “United States vs. Microsoft” tahun 1998.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir dunia mengetahui dan mengakui bahwa Gates adalah seorang dermawan besar. Semenjak meninggalkan Microsoft, Gates melanjutkan aktivitas filantropinya. Dana triliunan rupiah telah ia sumbangkan untuk berbagai kegiatan kemanusiaan. Satu hal yang membuat Gates saat ini tidak lagi menjadi orang terkaya di dunia adalah karena ia telah menyisihkan begitu banyak asetnya untuk kegiatan amal. Ia menyumbangkan sekitar 700 juta saham Microsoft miliknya serta dana tunai dan aset senilai 2,9 miliar dolar AS untuk amal  —  jika tidak, kekayaannya akan mencapai 150 miliar dolar AS.
Publik terus menganggap dan berharap bahwa Gates mampu menyumbangkan sebagian kekayaannya untuk amal. Gates pun menghargai harapan masyarakat itu dengan mengalirkan banyak dana untuk kegiatan kemanusiaan. Beberapa kali Gates dan ayahnya bertemu dengan Rockefeller (pengusaha sukses dan kaya raya yang gemar melakukan kegiatan amal) kemudian sepakat untuk memfokuskan kegiatan amal seperti yang dilakukan keluarga Rockefeller.
Bill & Melinda Gates Foundation, yang dibentuknya bersama sang istri pada tahun 2000, melakukan aktivitas amal secara transparan di berbagai belahan dunia. Tidak sebagaimana organisasi amal lain, Bill & Melinda Gates Foundation mengizinkan para donatur mengakses informasi tentang penggunaan dan pengeluaran dana yayasan. Kedermawanan dan sifat filantropi David Rockefeller tampaknya memberikan pengaruh besar terhadap Bill & Melinda Gates Foundation. Gates pun mencontoh sebagian cara penyaluran dana yang dilakukan keluarga Rockefeller.
Melalui Bill & Melinda Gates Foundation, Gates bersama sang istri, Melinda, menyisihkan banyak waktu dan kekayaannya untuk aktivitas kemanusiaan. Mereka rutin menyumbangkan dana untuk membiayai kegiatan kemanusiaan, seperti penanggulangan dan pencegahan penyakit (terutama AIDS, malaria, dan polio), mengatasi kemiskinan, dan riset ilmiah. Sampai dengan tahun 2007, dana yang mereka sumbangkan mencapai 28 miliar dolar AS sehingga mengantarkan Gates dan Melinda sebagai filantropis paling dermawan kedua di Amerka Serikat. Adapun pada tahun 2015, menurut majalah Forbes, mereka telah mendonasikan dana sebesar US$ 29 miliar atau Rp 385,5 triliun untuk kegiatan amal.
Penghargaan
Bill Gates menjadi salah satu tokoh yang paling banyak dibicarakan dan dikagumi pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Prestasinya membawa Microsoft ke deretan perusahaan raksasa dan terkemuka dunia melambungkan namanya ke dalam daftar tokoh dunia yang banyak mendapat sorotan. Kesuksesan membangun Microsoft menjadi perusahaan software (perangkat lunak) raksasa yang hampir tanpa saingan yang sepadan di dunia juga membawanya menjadi orang terkaya di dunia. Selama tahun 1995—2009, Gates menjadi orang terkaya di dunia — kecuali pada tahun 2008 peringkatnya turun ke posisi ketiga.
Kekayaan Gates pernah melewati angka 101 miliar dolar AS (tahun 1999) sehingga media menyebutnya sebagai centibillionaire. Namun, sejak tahun 2000, jumlah nominal sahamnya di Microsoft menurun (akibat jatuhnya harga saham Microsoft) dan sumbangan multimiliar dolar yang ia berikan untuk amal. Dalam sebuah wawancara pada bulan Mei 2006, Gates menyatakan bahwa dirinya bukanlah orang terkaya di dunia dan ia tidak suka perhatian yang muncul akibat gelar tersebut. Adapun kekayaan bersih Gates pada tahun 2017 diperkirakan sekitar 90 miliar dolar AS.
Majalah paling berpengaruh di dunia, Time, menggolongkan Gates sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh pada abad ke-20, serta satu dari 100 orang paling berpengaruh tahun 2004, 2005, dan 2006.  Time juga menobatkan Gates dan Melinda sebagai “Persons of the Year 2005”. Harian The Guardian memasukkan Gates dan Melinda ke dalam daftar “Top 100 Influential People in Media” untuk tahun 2001.
The Franklin Institute menganugerakan penghargaan “2010 Bower Award for Business Leadership” kepada Gates atas pencapaiannya dalam bisnis dan aktivitas kemanusiaan (Oktober 2009). Penghargaan lain yang diraih Gates, di antaranya, “Top 50 Cyber Elite” (Time, 1998), “Heroes of Our Time” (2006), “Distinguished Fellow” (British Computer Society, 1994), “Knight Commander of the Order of the British Empire” (Ratu Elizabeth II, 2005), “Order of the Aztec Eagle” (2006), dan “Silver Buffalo Award” (Boy Scouts of America, 2010).