Oleh Akhmad Zamroni
Sesekali
aku diajak ibu
jualan
pakaian di pasar.
Rasanya
senang menyaksikan
orang
tawar-menawar dagangan.
“Barang
bagus harga tak mahal.
Belilah
satu sebelum habis terjual.”
Para
pembeli coba menghindar.
“Saya
sudah punya dua di rumah.
saat beli
harganya jauh lebih murah.”
Dengan
mikrofon, tukang obat
tampak
bersemangat.
Seraya
memainkan sulap, membujuk
orang-orang
yang lewat. “Sebotol sepuluh ribu.
Kurang dari
seminggu penyakit akan berlalu.”
Rasanya sumpek bercampur gelisah
pengunjung
berdengung bak kawanan lebah
dengan sengat
tajam yang membuncah.
Hiruk-pikuk
pasar membuatku gemetar
mengingatkanku
pada cerita kakek
tentang
kehidupan para pendekar
bersaing
mendapatkan nama besar.
Tetapi,
dari ibu aku mengerti
pasar
adalah tempat sejati mencari rezeki
di
sini orang mendapat untung atau rugi
di sini juga ada
jalinan silaturahmi, setiap hari.
Manahan, 11 Oktober 2010