Oleh Akhmad Zamroni
Sebagai pribadi dan individu, kita tentulah memiliki pengalaman, pemikiran, dan perasaan tertentu. Pengalaman, pemikiran, dan perasaan tidak hanya dapat
dituangkan dalam tulisan yang bersifat umum, tetapi dapat juga diekspresikan
melalui tulisan yang bersifat pribadi. Salah satu bentuk tulisan yang bersifat
pribadi adalah buku harian.
Sumber: cdn0-a.production.liputan6.static6.com |
Buku harian merupakan wahana yang biasa digunakan orang
untuk merekam berbagai pengalaman, peristiwa, pemikiran, dan perasaan. Buku harian lazim bersifat pribadi dan sering juga
rahasia. Maksudnya, buku harian ditulis dan dinikmati untuk diri sendiri
serta isinya tidak untuk disebarluaskan ke tengah publik.
Namun, bukannya tidak mungkin, buku harian dapat dimodifikasi
sedemikian rupa menjadi sebuah buku biografi. Walaupun awalnya untuk catatan
pribadi, buku harian pada saat tertentu dapat disunting menjadi sebuah buku
yang dapat dipublikasikan untuk dan dikonsumsi oleh masyarakat umum. Tidak
sedikit buku biografi dan otobiografi tokoh-tokoh penting dan populer sebagian
materinya diambil dari buku harian.
Sumber: debt-repayment.me |
A. Menulis
Buku
Harian dengan Memperhatikan Waktu dan Tempat
Salah satu hal yang sangat khas dalam penulisan buku harian adalah waktu dan tempat. Ada waktu dan tempat
tertentu yang perlu dicantumkan. Waktu dan tempat yang dimaksud di sini ialah
waktu dan tempat yang menunjuk pada terjadinya peristiwa atau pengalaman. Sebelum uraian peristiwa atau pengalaman ditulis, waktu dan tempat biasanya ditulis
lebih dahulu. Waktu meliputi hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam, sedangkan
tempat meliputi tempat peristiwanya berlangsung, seperti sekolah, rumah, pasar,
jalan raya, mall, kantor pos,
pelabuhan, tempat wisata, stasiun, dan terminal. Perhatikan contoh berikut ini.
Sabtu, 5 Agustus 2017, pukul
15.30, di jalan raya antara rumah dan sekolah
Dua bus dengan knalpot
menyemburkan asap hitam melintas kencang di sebelahku. Keduanya
berkejar-kejaran memperebutkan penumpang, sementara mukaku yang menanggung ulah
mereka: belepotan jelaga hitam, padahal aku akan berangkat latihan basket.
Pada kutipan tersebut, Selasa, 19 Februari 2008, pukul 15.30,
ialah waktu terja-dinya peristiwa, sedangkan jalan raya antara rumah dan
sekolah merupakan tempat berlangsungnya peristiwa. Adapun uraian di bawahnya
merupakan peristiwanya itu sendiri. Menulis buku harian biasanya dilakukan hanya pada saat-saat
tertentu ketika ada peristiwa, pengalaman, perasaan, atau pemikiran yang dirasa perlu
diungkapkan. Akan tetapi, ada juga buku harian yang ditulis setiap hari atau setidaknya
hampir setiap hari.
Sumber: belajar.kemdikbud.go.id |
Buku harian umumnya ditulis dengan menggunakan alat tulis
manual berupa pulpen atau bolpoin, dan bukan dengan mesin tik dan apalagi
komputer. Lembaran yang digunakan berupa buku tulis tebal dengan rancangan
khusus (biasanya diperjualbelikan secara bebas). Buku harian untuk remaja biasanya dirancang dengan warna
dan gambar yang menarik.
Namun, dengan datangnya era digital dan ponsel, buku harian bisa
ditulis dengan menggunakan smartphone
yang canggih. Jika buku harian ditulis dengan menggunakan smartphone, kiranya diperlukan semacam layout atau penyetingan tertentu pada fitur atau menu pesawat yang
digunakan. Hal ini dilakukan agar teks dan desain buku harian tidak terganggu
sekaligus mengganggu arsip lain serta file
atau folder-nya tidak bercampur
dengan file atau folder lain.
B. Menulis
Buku
Harian dengan Bahasa
yang Ekspresif
serta Baik dan Benar
Bahasa yang digunakan untuk menulis buku harian biasanya tergantung pada selera penulisnya
masing-masing. Hal ini karena bahasa buku harian berkaitan dengan gaya pengungkapan pribadi
setiap orang. Sebagian besar orang mungkin cenderung lebih memilih bahasa yang santai karena buku harian memang bersifat pribadi serta jauh dari sifat
resmi.
Sumber: www.museinthevalley.com |
Namun, buku harian sebaiknya tetap ditulis dengan bahasa yang memiliki persyaratan tertentu. Bahasa buku harian seyogyanya memiliki sifat ekspresif serta
baik dan benar. Bahasa yang ekspresif ialah bahasa yang spontan keluar dari pikiran atau perasaan
sehingga memiliki daya kejut dan kesan yang mendalam. Adapun bahasa yang baik
dan benar ialah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kaidah tata bahasa. Perhatikan contoh-contoh berikut ini.
1. Selasa, 1 Agustus
2017, jam 09.30, di sekolah
Pada saat mendengar informasi bahwa tim basket kelasku akan bertemu dengan tim kelas
VIIB, aku senang saja karena kami jadi berkesempatan untuk membalas kekalahan
pada pertandingan class meeting semester
lalu. (Tidak ekspresif)
Selasa, 1 Agustus 2017, jam 09.30, di
sekolah
Begitu mendengar informasi tim basket kelasku akan bertemu tim kelas VIIB, aku
senang sekali! Inilah kesempatan bagi tim kami untuk membalas kekalahan pada
pertandingan class meeting semester
lalu! (Ekspresif)
2. Minggu, 6 Agustus
2017, jam 05.45, di rumah
Rasanya kurang percaya, bahwa
tim favoritku Barcelona dikalahkan oleh tim sekelas Almeria. Aku pikir, kekalahan itu hanya disebabkan
karena faktor ketidakberuntungan saja. (Tidak baik dan benar)
Minggu, 6 Agustus 2017, jam 05.45, di rumah
Rasanya kurang percaya, tim
favoritku, Barcelona, dikalahkan oleh tim sekelas Almeria. Aku pikir, kekalahan
itu karena faktor ketidakberuntungan saja. (Baik dan benar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar