Senin, 01 Mei 2017

Interaksi sebagai Proses Sosial

Oleh Akhmad Zamroni

Sumber: Koleksi Zamroni

Di mana-mana, setiap hari, manusia disibukkan oleh berbagai urusan yang mengharuskan mereka untuk berhubungan dengan sesamanya. Di rumah orang tua menasihati anak-anaknya untuk rajin belajar atau anak meminta uang kepada orang tua untuk membeli buku. Di warung, sambil menikmati sarapan dan kopi hangat, orang-orang membicarakan rencana pemerintah menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak).  Di pasar penjual dan pembeli terlibat tawar-menawar harga. Di sekolah guru memberi tugas para siswanya untuk melakukan diskusi. Di perusahaan para manajer bertukar pikiran untuk mencari formula dalam meningkatkan produktivitas kerja. Di kantor pemerintah kepala bagian menginstruksikan para bawahannya untuk meningkatkan disiplin. Di jalan raya polisi memberi aba-aba kepada para pemakai jalan agar lalu lintas berjalan lancar. Di lapangan hijau dua tim sepak bola bertanding untuk mencetak gol dan saling mengalahkan. Di markas PBB para diplomat dari berbagai penjuru dunia sibuk mencari solusi untuk menciptakan perdamaian internasional.
Begitulah kehidupan manusia, dari dahulu hingga sekarang. Selama masih menyandang predikat makhluk sosial, manusia akan senantiasa menjalin hubungan atau kontak dengan sesamanya. Manusia normal tidak dapat dan tidak mungkin hidup sendiri. Untuk mempertahankan dan melestarikan keberadaannya sekaligus melangsungkan kehidupan, manusia akan senantiasa berkomunikasi, bergaul, dan bekerja sama dengan sesamanya.
Sebagai bagian dari masyarakat, Anda tentu sudah terbiasa atau, setidaknya, dapat menyaksikan, merasakan, dan menangkap fenemona itu. Bagi setiap anggota masyarakat (terutama yang sudah dewasa), fenomena kehidupan sosial seperti itu pasti sudah tidak asing lagi. Berkomunikasi, bergaul, atau bekerja sama dengan sesama dalam berbagai tingkatan –– dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks –– bahkan sesungguhnya dilakukan oleh setiap anggota masyarakat, termasuk oleh mereka yang masih tergolong kanak-kanak.
Mustahilnya manusia untuk hidup sendiri secara penuh serta sulitnya mereka untuk tidak menjalin kontak dengan sesamanya sangat jelas menunjukkan bahwa manusia tidak dapat lepas dari sifat dasarnya sebagai makhluk sosial serta sulit menghindar dari fenomena yang disebut interaksi. Interaksi akan senantiasa mengiringi gerak kehidupan makhluk sosial yang disebut manusia. Lalu, apa yang sebenarnya disebut interaksi? Bagaimana kaitan antara interaksi dan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial? Apa syarat-syarat bagi terjadinya interaksi? Apa dan bagaimana bentuk-bentuk interaksi yang lazim terjadi dalam kehidupan manusia?
Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki kedudukan yang dapat dikatakan “khusus” atau “khas” dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain di muka bumi ini. Oleh karena pembawaan atau sifat-sifat tertentu yang dimilikinya, manusia lazim disebut sebagai makhluk sosial. Nah, kedudukan manusia sebagai makhluk sosial ini kiranya perlu mendapat pembahasan terlebih dahulu sebelum kita lebih spesifik membahas dan mendalami persoalan interaksi dan proses sosial kehidupan manusia. Pembahasan mengenai manusia sebagai makhluk sosial akan sangat membantu kita dalam memahami berbagai persoalan di sekitar interaksi dalam kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar