Oleh Akhmad Zamroni
Di sawah aku
diajari ayah
membagi dan
mengalirkan air
ke petak-petak yang tanahnya retak.
“Lihatlah
hamparan tanah ini, Nak!” kata ayah.
“Dari sini
kehidupan manusia dimulai.
Di sini pula
kehidupan akan berakhir.
Manusia
diciptakan Tuhan dari tanah.
Hidup dari
memakan bulir-bulir padi
yang tumbuh di
sawah. Setelah mati
akan dikembalikan ke dalam tanah.”
Menurut ayah,
tanah dan air adalah
anugerah terbesar
bagi kehidupan.
Bajak membalik
tanah dan air melunakkannya
hingga semula
keras menjadi gembur
yang menjelma jadi lahan subur.
Di sawah, aku
belajar bergumul dengan lumpur
menyemai bibit
dan mengusir burung pipit
merawat padi sembari
berusaha sabar
menunggu
bulir-bulirnya membesar
hingga dipanen
dan dijual di pasar.
“Buatmu kelak ini
akan berguna
untuk memahami hidup yang fana.”
Di sawah aku
diajari ayah berjalan
dengan lempang
dan seimbang
menyusuri pematang
yang cuma selebar
batang pisang.
“Buatmu kelak ini
akan bermanfaat
untuk menjalani hidup menuju makrifat.”
Manahan,
10 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar