Senin, 10 Juli 2017

Tren Teknologi yang Perlu Diperhatikan pada Tahun 2017

Oleh Akhmad Zamroni
Sumber: danevil.files.wordpress.com
Perkembangan dan pembaruan (inovasi) teknologi hampir selalu menarik perhatian publik karena banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perkembangan dan inovasi teknologi dapat mempermudah cara kerja manusia selain kerapkali mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kehadiran komputer dan handphone, misalnya, telah memudahkan masyarakat di semua negara di dunia dalam pemprosesan, penyimpanan, dan penggunaan data serta dalam melakukan kegiatan komunikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan komunkasi beserta turunannya mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang paling pesat dan revolusioner. Dari tahun ke tahun, teknologi dalam bidang ini hampir selalu megalami perubahan dan inovasi. Pada tahun 2017, ada beberapa perkembangan teknologi yang terkait dengan bidang informasi dan komunkasi yang diperkirakan bakal menjadi trend.

Sumber: cdn1-a.production.images.static6.com
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Chief Economist and Senior Director of Market Research Consumer Technology Association (CTA), Shawn DuBravac, pada acara CES Asia 2017 di Shanghai, China, setidaknya ada empat tren teknologi yang terjadi pada tahun 2017. Tren-tren tersebut sebagai berikut.
Pertama, makin minimnya sentuhan konektivitas computing dalam perangkat sehari-hari. Tren ini disebut sebagai invisible computing. Para pengguna perangkat mobile kian sedikit memanfaatkan tangan untuk menjalankan atau mengoperasikan perangkat. Menurut DuBravac, akan kian banyak orang yang menggunakan “teknologi suara”. Computing, seperti ponsel (handphone) pintar yang mampu menerima perintah dengan suara, selain dengan tangan, penggunaannya akan bertambah luas.
Kedua, munculnya atau terjadinya kombinasi antara virtual reality  (VR) dan augmented reality (AR).  Tren ini dikenal dengan sebutan immersive involvement. DuBravac menyatakaan bahwa paduan antara keduanya akan menghasilkan mixed reality. Contoh konkretnya adalah teknologi drone yang dapat digunakan di bawah air (underwater drone). Menurut DuBravac, akan ebih banyak display digital (seperti vehicle technology) di banyak lingkungan.
Ketiga, munculnya apa yang disebut algorthmic experience, yaitu perangkat yang saling terkoneksi (terhubung) satu sama lain, seperti teknologi sistem informasi dan otomotif. Hal ini ditandai dengan diciptakannya mobil yang bisa beroperasi sendiri (self-driving vehicles). Sudah ada beberapa pabrikan otomotif yang mengembangkan self-driving cars, seperti Mercedes Benz, Nevs, BMW, Honda, Volvo, Baidu, BYD, dan Continental.
Sumber: cdn2.tstatic.net

Keempat
, bakal maraknya digitalisasi gaya hidup dan lingkungan sehari-hari; sebuah gejala yang disebut DuBravac sebagai digital life. Tampaknya, tren ini merupakan perpaduan antara analog dan digital. Perangkat digital ini dirancang untuk membantu memudahkan kegiatan hidup sehari-hari. Jaket tech-air airbag vest yang diluncurkan Alpinestars, misalnya, dapat mendeteksi jika jaket dipegang oleh orang lain (bukan pemiliknya).
Sementara itu, perusahaan peneliti pasar, GfK, dalam laporan terbarunya tentang tren teknologi (tech trends), mengemukakan lima tren teknologi  yang berpotensi memberikan dampak signifikan pada kehidupan konsumen pada tahun 2017. Dari kelima tren ini, beberapa di antaranya memiliki daya tarik yang signifikan di Asia Tenggara. Berikut ini kelima tren yang dimaksud.
1.   Pembayaran melalui Ponsel
Seiring dengan aplikasi belanja yang kian populer, pembayaran melaui ponsel (handphone) tengah mengalami terobosan besar di Asia Tenggara. Di Singapura ada 30.000 tempat belanja ritel yang menerima pembayaran secara nontunai, seperti Apple Pay, Android, dan Samsung Pay. Adapun di Indonesia, sebagian besar penyedia ritel tradisionalnya kini tengah menerapkan wadah e-commerce

The Connected Asian Consumer (sebuah studi dari GfK), melaporkan bahwa konsumen di Indonesia dan Singapura cukup sering memanfaatkan aplikasi belanja online (di Indonesia mencapai 35, di Singapura 37 persen). Namun, aplikasi tersebut paling banyak digunakan di India (54 persen) dan Tiongkok (48 persen). Hampir setengah dari populasi di kedua negara ini menggunakan aplikasi online lebih dari 1 kali dalam seminggu.

Sumber: static.inilah.com

2.   Rumah Pintar (Smarthome)

Terjadi penyerapan positif secara global untuk AC digital yang terhubung dengan WIFI, yang penjualan globalnya mencapai 42 juta dolar AS pada tahun 2016 lalu. Di Asia dan Oseania, penjualan terbesarnya terjadi di Taiwan, diikuti Australia dan Selandia Baru, sementara di Thailand dan Vietnam juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar. 
Tiongkok akan memimpin dalam adopsi massal atas rumah pintar. Jepang menjadi pemain kuat yang kedua karena bukan hanya sudah terhitung sebagai salah salah satu dari lima pasar global terkemuka, tetapi juga mempunyai populasi menua yang akan mendorong berkembangnya solusi kesehatan dan kesejahteraan pintar. Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura juga diperkirakan akan berkontribusi besar pada pertumbuhan rumah pintar dengan besarnya proporsi rumah tangga berpendapatan tinggi dan konektivitas data. 
3.   Produk Wearable (teknologi yang dapat ditempelkan pada tubuh manusia)
Sebuah studi GfK di 16 negara menunjukkan bahwa sepertiga (33 persen) responden melacak atau memonitor kesehatan atau kebugarannya melalui aplikasi online atau mobile seperti gelang fitness atau jam pintar. Tiongkok memimpin tren ini dengan 45 persen, diikuti Amerika Serikat dan Brasil (29 persen), Jerman (28 persen), dan Prancis (26 persen). Pasar perangkat wearables memperlihatkan pertumbuhan sehat dua digit dengan peningkatan sebesar 45 persen yang mencapai volume penjualan sebanyak 13 juta perangkat dari Januari hingga Desember 2016.

4.   Realitas Maya dan Tertambah (Virtual dan Augmented Reality – VR/AR)
Virtual dan augmented reality (VR/AR) akan mulai tumbuh dalam industri ritel dan industri lain sejalan dengan kesadaran para pelaku bisnis atas kemampuan teknologi tersebut.
Sumber: yahyazakaria.student.umm.ac.id

5.   Kendaraan Pintar (Automomous Vehicles)

Mobil pintar atau kendaraan bermotor pintar (automomous vehicles) sudah mulai diproduksi oleh pabrikan secara massal. Penyerapan oleh pasar juga sudah mulai berlangsung di beberapa negara.

Dari lima tren tersebut, pembayaran melalui ponsel, rumah pintar, dan wearables memiliki daya tarik yang signifikan di Asia Tenggara, demikian menurut hemat Karthik Venkatakrishnan, Direktur Regional GfK Asia. Teknologi-teknologi tersebut mendorong tren dan konsumen kini kian terhubung secara digital sehingga penting bagi brand untuk mengerti proses belanja para pembeli, channel-channel yang menghubungkan merek dengan konsumen dan pengalaman penggunaan teknologi untuk memenangkan konsumen secara efektif.  (Disarikan dan diolah dari kompas.com [8 Juni 2017] dan tempo.co [20 Mei 2017])