Oleh Akhmad Zamroni
Sumber: pilkadabali.com |
Bagaimanakah
proses awal timbulnya demokrasi di Indonesia? Bagaimana
demokrasi sebagai ide tumbuh dan berkembang serta sebagai
sistem pemerintahan diterapkan di negara kita? Mengapa negara
kita memilih demokrasi sebagai sistem ketatanegaraan? Model demokrasi yang
bagaimanakah yang dianut serta dijalankan di Indonesia.
Seusai kemunculan perdananya
pada zaman Yunani kuno dahulu, demokrasi menyebar dan berkembang ke
berbagai pelosok dunia. Demokrasi
mengalami perkembangan seiring dengan dinamika
dan perubahan
yang terjadi pada tata kehidupan masyarakat manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan pada bentuk atau pola demokrasi,
di antaranya, adalah
dinamika
masyarakat, kebudayaan, dan pandangan hidup masyarakat.
Setiap bangsa dan negara memiliki
sejarah, dinamika, kebudayaan, dan pandangan hidup yang berbeda-beda sehingga demokrasi
yang dianut oleh bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia juga tidak sama.
Setiap bangsa dan negara memiliki karateristik yang berlainan dalam
menganut dan mengimplementasikan demokrasi. Begitu pula bangsa dan negara Indonesia, mengimplementasikan atau memberlakukan demokrasi
dengan cara yang relevan dengan sejarah, kebudayaan, dan falsafahnya.
Sebagaimana
halnya di berbagai negara lain, di Indonesia demokrasi dilaksanakan dengan anggapan bahwa demokrasi merupakan sistem
yang akan mendatangkan banyak hal positif. Sebagai
sistem, demokrasi juga dianggap sesuai dengan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia. Hal ini, antara lain, tampak dari
dipraktikkannya demokrasi –– secara sadar atau tidak sadar –– oleh masyarakat
Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.
Penelusuran
terhadap kehidupan masa lalu masyarakat Indonesia mengindikasikan bahwa selama berabad-abad demokrasi menjadi
tradisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah
berlangsung jauh sebelum Indonesia merdeka dan terbentuk menjadi negara. Berbagai sumber sejarah bahkan
menunjukkan bahwa tradisi berdemokrasi telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari jauh sebelum
masa penjajahan bangsa-bangsa asing (Portugis, Inggris,
Belanda, dan Jepang) di Indonesia.
Pola
kehidupan masyarakat Indonesia yang memperlihatkan corak demokrasi tentu
saja semula tidak diklaim secara langsung sebagai
demokrasi. Namun, cara-cara yang dilakukan jelas
memperlihatkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
demokrasi. Indikasi ini paling jelas
terlihat dalam kehidupan masyarakat di
desa-desa.
Model demokrasi yang dijalankan di desa-desa
di Indonesia umumnya merupakan demokrasi langsung. Hal ini terutama
tampak dalam kegiatan-kegiatan rutin masyarakat, seperti musyawarah dan
pemilihan pemimpin. Dalam musyawarah untuk membuat keputusan dan pemilihan
kepala kampung, seluruh warga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan suara
yang sama. Persamaan dan kesetaraan juga tercermin jelas dalam pergaulan dan
kerja sama yang dilakukan oleh warga masyarakat.
Tradisi tersebut dijalankan
secara turun-temurun sejak masa yang sulit ditentukan permulaannya. Akan tetapi, yang jelas, pola tersebut sudah mentradisi dan
mengakar dalam kehidupan masyarakat desa. Satu hal yang mungkin menjadi faktor
penentunya adalah bahwa demokrasi (langsung) dapat berjalan dengan baik karena
jumlah penduduk masih relatif kecil serta permasalahan di desa
umumnya masih cenderung homogen dan sederhana.
Sampai saat ini, di pelosok-pelosok desa di
Indonesia demokrasi langsung masih dipraktikkan dengan baik. Di desa-desa yang
jumlah warganya masih sedikit dan persoalan kehidupannya masih sederhana,
demokrasi langsung dapat dilaksanakan tanpa kendala yang berarti. Namun, di
desa-desa dengan jumlah penduduk yang banyak dan persoalannya lebih kompleks
akibat sentuhan globalisasi dan modernisasi, demokrasi yang dijalankan sudah
mulai mengarah ke demokrasi sistem perwakilan.
Apabila dilihat bahwa demokrasi di (pedesaan)
Indonesia sudah dipraktikkan sebelum masa penjajahan, maka tampak jelas bahwa
demokrasi dalam kehidupan masyarakat kita sudah menjadi tradisi yang panjang.
Tanpa klaim atau pelabelan, demokrasi dianut dan dilaksanakan sebagai bagian
dari sistem atau pola kehidupan sehari-hari. Oleh karena sudah menjadi tradisi
yang mengakar kuat, demokrasi pada masyarakat desa kita sulit sekali
dihilangkan.
Imperialisme dan kolonialisme di Indonesia
oleh bangsa-bangsa asing yang mulai terjadi pada abad XVI pun tidak
mampu menghapuskannya. Imperialisme dan kolonialisme menyebabkan
masyarakat hidup dalam tekanan dan penderitaan yang berat serta mungkin
menyebabkan demokrasi luntur hanya di permukaan. Namun,
sebagai sistem kehidupan
demokrasi itu sendiri tidaklah lenyap atau mati.
Hingga menjelang dan sesudah proklamasi
kemeredekaan (tahun 1945), tradisi demokrasi masih terus melekat pada kehidupan
masyarakat. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
dilakukan secara demokratis dengan, antara lain, mempertimbangkan keterwakilan
wilayah, etnis, dan agama. Pemilihan presiden dan wakil presiden sehari setelah
proklamasi kemerdekaan juga dilakukan secara demokratis oleh para anggota PPKI.
Adapun pemilihan umum (pemilu) yang dilakukan sepuluh tahun setelah kemerdekaan, yakni pemilu 1955, juga
dilakukan secara sangat demokratis –– pemilu tahun 1955 dinilai oleh para ahli
sejarah dan ahli politik sebagai pemilu yang sangat demokratis dan paling jujur
dalam sejarah kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar