Sumber: blackline.com |
Selain harus dilakukan sesuai dengan
potensi, usaha meraih prestasi juga harus dibarengi dengan langkah-langkah
pengembagan potensi yang tepat. Untuk meraih prestasi, potensi harus
dikembangkan. Secara umum, pengembangan potensi harus dilakukan dengan cara
belajar, berlatih, dan mempraktikkan secara teratur, berkesinambungan, tekun,
dan ulet. Menurut para pakar, bakat atau potensi hanya berperan sekitar 10
persen saja dalam membantu seseorang meraih prestasi, sedangkan selebihnya (90
persen) ditentukan oleh usaha belajar, berlatih, dan kerja keras. Bahkan ada
ahli dan praktisi yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi bakat sebenarnya
hanya berperan 1 persen, adapun yang 99 persen ditentukan oleh usaha, kerja
keras, dan doa.
Usaha pengembangan
potensi untuk meraih prestasi juga membutuhkan beberapa sikap yang positif.
Sikap positif yang dimaksud adalah sikap yang bersifat mendukung terwujudnya
prestasi. Sikap ini harus ditumbuhkan karena usaha meraih prestasi umumnya tidak
selalu berjalan mulus dan menghasilkan sukses. Sikap positif penting yang
diperlukan, antara lain, optimis, berpikir dan berperasaan positif, disiplin,
tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai, tidak mudah menyerah, berani
mengambil risiko, dan belajar dari pengalaman.
1. Optimis
Setiap hendak melakukan sesuatu,
terutama melakukan usaha memperbaiki nasib atau keadaan diri, kita disarankan
untuk bersikap optimis. Nilai-nilai atau ajaran agama menyarankan kita untuk
optimis: bahwa kita mempunyai peluang yang baik untuk mendapatkan hal yang
positif jika kita berdoa pada Tuhan dan percaya akan pertolongan-Nya. Optimisme
akan menjadikan kita tetap mempunyai pengharapan yang baik akan hal yang kita
lakukan.
Apakah yang disebut
optimisme? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 801), optimisme adalah keyakinan atas segala sesuatu dari
segi yang baik dan menyenangkan. Optimisme juga dapat diartikan sikap yang
senantiasa mempunyai harapan baik dalam segala hal. Dengan pengertian dan
sifatnya yang demikian, sikap optimis sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam
melakukan berbagai aktivitas, termasuk meraih prestasi.
Sikap optimis akan
menjaga kita untuk tetap berada pada jalur usaha mencapai prestasi. Dengan
bersikap optimis, langkah-langkah kita akan tertuju pada prestasi yang sudah
kita tetapkan sekaligus kita terpacu untuk berusaha untuk mencapai prestasi
tersebut. Sebaliknya, tanpa sikap optimis, kita tidak akan memiliki pengharapan
untuk mendapatkan prestasi sehingga usaha untuk mencapai prestasi menjadi
sangat lemah.
2. Berpikir dan Berperasaan Positif
Anda tentu pernah mendengar atau
membaca istilah ‘berpikir positif’ (positive thinking),
bukan? Berpikir positif adalah berpikir baik (tidak buruk, tidak jelek, atau
tidak negatif) mengenai atau terhadap sesuatu hal. Berpikir positif dapat
dikatakan mirip dengan berprasangka baik, yakni menaruh anggapan baik terhadap
segala sesuatu yang dihadapi. Sementara itu, berperasaan positif (positive
feeling) hakikatnya juga sama dengan berpikir positif; hanya bedanya
berperasaan positif mengacu pada penggunaan perasaan atau hati.
Nah, dalam upaya
mencapai prestasi, berpikir positif dan berperasaan positif sangat dibutuhkan.
Berpikir positif dan berperasaan positif terhadap segala hal yang dihadapi akan
menempatkan kita pada suasana yang kondusif. Dengan berpikir dan berperasaan
positif, pikiran dan hati kita akan tenang, tenteram, sejuk, gembira, dan
relatif bebas dari kekhawatiran atau ketakutan yang dapat menjadi gangguan yang
serius. Hal ini penting sebagai bagian untuk mendapatkan konsentrasi dan fokus
selama menjalankan latihan dalam upaya membentuk kemampuan atau kecakapan.
Kemampuan atau kecakapan adalah modal atau sarana utama dalam mencapai
prestasi.
3. Disiplin
Disiplin merupakan sikap yang tidak
dapat ditinggalkan dalam meraih prestasi. Tanpa disiplin, usaha meraih prestasi
akan mandek. Hampir tidak ada prestasi dan sukses yang dicapai dengan sikap
manja, malas-malasan, santai, asal-asalan, dan apa adanya. Orang-orang yang
berprestasi adalah orang-orang yang umumnya berdisiplin tinggi. Mereka belajar
dan berlatih serta mempraktikkan apa yang dipelajari dan dilatihkan dengan
rutin, teratur, tepat waktu, dan sesuai ketentuan.
Potensi akan sulit
berkembang menjadi kecakapan atau keterampilan jika tidak diasah dengan sikap
disiplin. Bahkan usaha dan kerja keras pun jika dilakukan dengan sembarangan
tanpa disiplin masih sulit menghasilkan prestasi. Disiplin berperan sangat
penting dalam membentuk potensi menjadi kecakapan atau keterampilan.
Disiplin meliputi
keteraturan, keajekan, dan ketepatan waktu dalam belajar dan berlatih. Disiplin
juga mencakup keteraturan dalam melakukan hal-hal rutin keseharian, seperti
makan, istirahat, bergaul, dan berkomunikasi dengan sesama. Orang dikatakan
memiliki disiplin diri yang baik manakala ia dapat menjalankan bidang kegiatan
dan kehidupan sehari-harinya dengan ajek, teratur, dan tepat waktu.
4. Tidak
Cepat Merasa Puas
Perasaan cepat puas menghalangi kita
untuk mencapai kemampuan atau keterampilan yang optimal. Dengan perkataan lain,
perasaan cepat puas menghambat kita dalam mencapai prestasi tinggi. Pencapaian
prestasi seseorang sering mengalami kemandekan akibat munculnya perasaan cepat
puas.
Perasaan lekas
merasa puas biasanya mudah menghinggapi para pemula pemburu prestasi. Mereka
ini umumnya kurang maksimal dalam meraih prestasi karena mungkin kurangnya
pengetahuan mengenai jenjang atau tingkatan prestasi serta terbawa oleh
perasaan mudah larut dalam kegembiraan yang berkepanjangan. Begitu prestasi
tertentu diraih, perasaan senang dan puas langsung datang menyergap tanpa
menyadari bahwa prestasi-prestasi lanjutan di atasnya masih banyak yang belum
dicapai.
Untuk mencapai
prestasi dan sukses, kita harus mencanangkan sikap tidak lekas merasa puas.
Dengan tidak lekas merasa puas, kita akan terpacu untuk terus-menerus
meningkatkan prestasi. Dengan tidak lekas merasa puas, kita akan termotivasi
untuk meraih hasil yang lebih baik, lebih besar, dan lebih tinggi.
Pernahkah Anda mengikuti
kisah para juara dunia olahraga yang masih berambisi untuk memperbaiki rekor
waktu yang sudah dicapainya biarpun mereka sudah menjadi juara dunia? Itulah
contoh sikap tidak cepat puas yang patut kita teladani. Jika mereka yang sudah
menjadi juara dunia saja masih ingin terus meningkatkan prestasi, kita yang
tentunya masih belum apa-apa jelas perlu terus meningkatkan kemampuan dalam
upaya mencapai prestasi yang lebih besar dan lebih tinggi.
5. Tidak Mudah Menyerah
Hambatan seringkali muncul serta
kegagalan tidak jarang terjadi dalam usaha mencapai prestasi. Itu sebenarnya
adalah hal yang biasa dalam liku-liku mencapai prestasi. Akan tetapi,
kenyataannya, banyak orang menyerah begitu menemui hambatan berat atau
mengalami kegagalan. Oleh karena menyerah, usaha per-buruan dan pencapaian
prestasi pun menjadi kandas dan berakhir.
Padahal, hambatan
sesungguhnya dapat diatasi serta kegagalan pun dapat dijadikan pelajaran. Untuk
mencapai prestasi tinggi, kendala dan kegagalan hampir senantiasa menghadang.
Tidak ada prestasi tinggi, apalagi di tingkat nasional dan internasional, yang
tanpa kendala dan ancaman kegagalan.
Para peraih prestasi
tinggi di level nasional dan internasional umumnya sudah sangat kenyang dengan
hambatan dan kegagalan. Sebelum mencapai prestasi tinggi, mereka dihadang oleh
banyak sekali hambatan serta berkali-kali mengalami kegagalan. Namun, berkat
sikap tidak mudah menyerah, mereka dapat mengatasi semua hambatan serta dapat
mengubah kegagalan menjadi pelajaran dan pemacu semangat sehingga akhirnya
berhasil meraih prestasi.
Tak mudah menyerah
merupakan sikap yang wajib diambil dalam meraih prestasi. Prestasi, apalagi
prestasi tinggi, tidak mungkin diraih dengan mudah dan sekali tempuh. Rasanya
hampir mustahil dengan satu kali perjuangan kita langsung dapat mengatasi semua
hambatan dan pesaing serta begitu saja dapat meraih prestasi puncak. Kancah
perebutan prestasi tinggi penuh dengan persaingan berat serta hambatan dan
kegagalan sering menghadang sehingga hanya mereka yang punya sikap tidak mudah
menyerahlah yang berpeluang untuk menggapainya.
6. Berani
Mengambil Risiko
Semua usaha mengandung risiko,
termasuk usaha meraih prestasi. Risiko yang paling umum dalam melakukan usaha
tidak lain adalah kegagalan. Kegagalan kecil atau besar dapat dialami oleh
siapa saja yang mencoba merintis usaha mewujudkan sesuatu. Kegagalan selalu
membayang-bayangi setiap usaha.
Selain risiko
kegagalan, dalam upaya meraih prestasi juga ada risiko-risiko lain yang akan
muncul. Risiko yang dimaksud tidak sekadar menjadi kemungkinan yang dapat
terjadi, tetapi benar-benar akan terjadi. Risiko-risiko tersebut tidak lain
adalah mengeluarkan tenaga dan biaya, mengorbankan waktu dan kesempatan
bermain, memeras keringat dan pikiran, dan sebagainya. Risiko-risiko ini mau tidak
mau harus dialami dalam usaha mencapai prestasi.
Dengan demikian,
upaya meraih prestasi harus dilandasi kesadaran bahwa risiko kegagalan menjadi
bagian yang tak terpisahkan. Kesadaran seperti ini akan menumbuhkan sikap
berani mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko akan memberikan kekuatan
tersendiri karena dapat melenyapkan keragu-raguan dan kecemasan serta memicu
tumbuhnya semangat yang lebih kuat dalam upaya meraih prestasi.
7. Belajar
dari Pengalaman
Ada sebuah ungkapan klise, tetapi
sungguh memberi manfaat yang nyata. Ungkapan itu adalah “Pengalaman merupakan
guru yang baik”. Tak diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber pembelajaran
yang penting dalam meraih sukses pada masa depan.
Pengalaman di sini
merujuk pada kejadian-kejadian masa lalu yang pernah dialami. Pengalaman, apa
pun bentuknya, baik keberhasilan maupun kegagalan, dapat menjadikan kita lebih
matang, dewasa, dan mumpuni. Dengan berkali-kali mengalami kejadian (kesuksesan
dan kegagalan), kita akan lebih kuat secara fisik dan kejiwaan, lebih tegar
dalam menghadapi tantangan, serta lebih bijaksana dalam mengambil sikap dan
tindakan.
Oleh sebab itu,
belajar dari pengalaman adalah hal yang harus dilakukan dalam upaya meraih
prestasi. Jika suatu saat kamu pernah mengalami (peristiwa) kegagalan dalam
sebuah lomba; dengan belajar sungguh-sungguh dari kejadian itu, kamu pasti akan
lebih siap dan lebih tangguh dalam menghadapi lomba serupa untuk yang akan
datang. Belajar dari pengalaman akan membuat langkahmu ke depan lebih
hati-hati, waspada, terukur, dan terkontrol. Strategi untuk mengatasi segala
kendala dan tantangan juga akan lebih mantap. Dengan begitu, peluang kamu untuk
mencapai sukses dalam lomba itu menjadi lebih terbuka.
Pengalaman yang
dapat dijadikan sumber pembelajaran bukan hanya pengalaman diri sendiri,
melainkan juga pengalaman orang lain, terutama pengalaman orang-orang yang
sukses dan berprestasi. Dalam banyak hal, pengalaman orang-orang besar yang
sukses dan berprestasi mengandung hikmah dan pelajaran yang sangat baik. Dari
pengalaman mereka, kita, antara lain, dapat mengambil dan meniru kiat-kiat
mereka dalam meraih sukses dan prestasi. Pengalaman orang-orang sukses, jika
kita mempelajarinya dengan serius, dapat menginspirasi kita untuk meraih sukses
yang serupa.