Sergey Brin (Sumber: denverpost.com) |
Selain
Amerika Serikat, Rusia juga menjadi negara yang melahirkan penemu dan perintis
teknologi bidang informasi dan komunikasi. Orang-orang muda
dari salah satu bekas negara Uni Soviet pada era Perang Dingin ini banyak yang
menekuni teknologi bidang informasi dan komunikasi dengan prestasi puncak yang
mendunia. Salah satu sosok yang memiliki
kualifikasi semacam itu adalah Sergey Brin, salah satu pendiri Google.
Sergey
Mikhailovich Brin lahir di Moskow, Uni Soviet, pada 21 Agustus 1973. Ia lahir
dari pasangan suami istri Mikhail Brin-Evgenia Brin. Mikhail Brin merupakan
pakar matematika alumnus Moscow State University. Enam tahun
setelah kelahiran Sergey Brin, tepatnya pada tahun 1979, keluarga Brin
bermigrasi ke Amerika Serikat. Kepindahan mereka ke Negeri Paman Sam
dilatarbelakangi oleh minimnya kebebasan berekspresi di Uni Sovet yang
merupakan negara komunis otoriter.
Di
Amerika Serikat, Sergey Brin dimasukkan ke sekolah dasar Paint Branch
Montossori, Maryland. Sang ayah, Mikhail Brin, yang
setelah pindah ke AS menjadi profesor di jurusan matematika University of
Maryland, memiliki peran penting dalam mengarahkan Sergey Brin pada matematika.
Berkat arahan dan motivasi ayahnya, Sergey pun tertarik dan mendalami matematika.
Bertemu Larry
Page
Setelah
lulus dari Eleanor Roosevelt High School pada September 1990, Sergey diterima
di University of Maryland dengan mengambil jurusan matematika dan ilmu
komputer. Pada tahun 1993 Sergey sukses mendapatkan gelar B.Sc. (Bachelor of Science). Melalui beasiswa National Science Foundation, ia kemudian
mendalami ilmu komputer di Stanford University (Inggris) dan
pada Agustus 1995 ia berhasil meraih gelar master. Sergey juga sukses
mendapatkan gelar MBA IE Business School.
Stanford
University merupakan tempat yang menjadikan Sergey tertarik pada internet dan
mesin pencari (search engine). Ia
menyusun banyak tulisan tentang pattern
extraction dan data mining. Untuk
mempermudah pengerjaan tugas-tugas kuliahnya, ia
juga menyusun perangkat lunak (software)
yang mampu mengubah TeX menjadi HTML.
Tak
lama kemudian, di Stanford University pula Sergey mengalami momentum penting
dalam hidupnya: berjumpa dengan Larry Page. Sergey Brin dan Larry Page, konon,
menurut rumor di kalangan orang-orang Google, justru tidak saling menyukai pada
kesempatan pertama bertemu (1995) di program pascasarjana ilmu komputer
Stanford University. Akan tetapi, mereka sadar diri bahwa mereka memiliki minat
yang sama, yakni menemukan informasi yang relevan dari sekumpulan data besar.
Mereka akhirnya menjadi duet yang akrab sehingga kemudian menyusun karya tulis
bertajuk The Anatomy of a Large-Scale
Hypertextual Web Search Engine. Karya ini menjadi penentu penting
perjalanan karier mereka selanjutnya.
Pada
tahun 2007/2008 Sergey memutuskan untuk menikah dan berkeluarga dengan Anne
Wojcicki, saudara dari Susan Wojcicki, seorang karyawan Google. Anne Wojcicki
adalah pendiri perusahaan generik 23andMe. Wojcicki, yang merupakan alumnus
Yale University, juga dikenal sebagai seorang analis bioteknologi. Sergey
dengan Wojcicki menikah di sebuah lokasi di Bahama. Pernikahan mereka
membuahkan dua anak: Chloe Wojin dan Benji Wojin. Oleh karena suatu hal, pernikahan
mereka kandas (cerai) pada Juni 2015.
Mendirikan Google
Pada
usia 40-an tahun Sergey Brin sudah dikenal sebagai seorang pengusaha yang
sukses. Bersama dengan sahabatnya, Larry Page, Sergey mendirikan Google, sebuah
perusahaan multinasional Amerika Serikat yang memiliki spesialisasi pada jasa
dan produk internet. Produk-produk Google meliputi teknologi pencarian,
komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan online (daring).
Sergey
Brin dan Larry Page mendirikan Google saat mereka masih menjadi mahasiswa Ph.D.
di Stanford University. Mereka memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka
menjadikan Google sebagai perusahaan swasta dengan misi mengumpulkan informasi
dunia serta membuatnya dapat diakses dan bermanfaat bagi semua orang.
Di
Google, Sergey Brin memegang jabatan sebagai President of Technology. Ia juga
ditunjuk menjadi Direktur Proyek Khusus serta mendapatkan tugas untuk mengembangkan
perusahaan holding dari Google, yakni Alphabet Inc.
Di perusahaan terakhir yang menaungi Google ini ia diangkat sebagai presiden.
Sergey
pernah tercatat sebagai orang terkaya nomor 26 di dunia. Menurut Forbes,
kekayaan bersih Sergey pada tahun 2018 mencapai 49,5 miliar dolar AS (2018).
Forbes menaksir pula, dari jabatan yang dipegangnya, Sergey sukses meraup
penghasilan sekitar 34,3 miliar dolar AS (atau setara dengan Rp469 triliun) setahun.
Dengan
kekayaan yang melimpah, Sergey turut berderma untuk keperluan riset patologi (tentang penyakit),
terutama penyakit parinson. Pada tahun 2008, ia menyumbangkan
sebagian kekayaannya (lebih dari 100 juta dolar AS) kepada University of
Maryland School of Medicine, tempat ibundanya dirawat. Ibundanya,
Evgenia Brin, didiagnosis menderita parkinson. Berdasarkan hasil tes, Sergey
sendiri diperkirakan akan akan terkena penyakit yang serupa.
Di
tengah kesibukannya mengurus perusahaan, Sergey Brin tetap berusaha menjaga
kebugaran tubuh. Ia rajin mengikuti program dan latihan
fitness. Ia kerap terlihat
mengenakan pakaian dan sepatu khusus untuk fitness.
Dalam suatu kesempatan, Sergey pernah mengitari kantornya dengan menggunakan sepatu roda. Untuk mempertahankan
kebugaran dan kesehatan, ia juga menekuni yoga.
(Sumber: Maestronesia, http://belajarpadamaestro.blogspot.co.id/2018/03/sergey-brin-1973.html, 2 Maret 2018 dan Topik & Tokoh, https://bergurudaritokoh.blogspot.co.id/2018/03/sergey-brin-1973.html,
3 Maret)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar