Senin, 07 Mei 2018

Sergey Brin, Pemuda Imigran Rusia Pendiri Google

Sergey Brin (Sumber: denverpost.com)


Selain Amerika Serikat, Rusia juga menjadi negara yang melahirkan penemu dan perintis teknologi bidang informasi dan komunikasi. Orang-orang muda dari salah satu bekas negara Uni Soviet pada era Perang Dingin ini banyak yang menekuni teknologi bidang informasi dan komunikasi dengan prestasi puncak yang mendunia. Salah satu sosok yang memiliki kualifikasi semacam itu adalah Sergey Brin, salah satu pendiri Google.
Sergey Mikhailovich Brin lahir di Moskow, Uni Soviet, pada 21 Agustus 1973. Ia lahir dari pasangan suami istri Mikhail Brin-Evgenia Brin. Mikhail Brin merupakan pakar matematika alumnus Moscow State University. Enam tahun setelah kelahiran Sergey Brin, tepatnya pada tahun 1979, keluarga Brin bermigrasi ke Amerika Serikat. Kepindahan mereka ke Negeri Paman Sam dilatarbelakangi oleh minimnya kebebasan berekspresi di Uni Sovet yang merupakan negara komunis otoriter.
Di Amerika Serikat, Sergey Brin dimasukkan ke sekolah dasar Paint Branch Montossori, Maryland. Sang ayah, Mikhail Brin, yang setelah pindah ke AS menjadi profesor di jurusan matematika University of Maryland, memiliki peran penting dalam mengarahkan Sergey Brin pada matematika. Berkat arahan dan motivasi ayahnya, Sergey pun tertarik dan mendalami matematika.
Bertemu Larry Page
Setelah lulus dari Eleanor Roosevelt High School pada September 1990, Sergey diterima di University of Maryland dengan mengambil jurusan matematika dan ilmu komputer. Pada tahun 1993 Sergey sukses mendapatkan gelar B.Sc. (Bachelor of Science). Melalui beasiswa National Science Foundation, ia kemudian mendalami ilmu komputer di Stanford University (Inggris) dan pada Agustus 1995 ia berhasil meraih gelar master. Sergey juga sukses mendapatkan gelar MBA IE Business School.
Stanford University merupakan tempat yang menjadikan Sergey tertarik pada internet dan mesin pencari (search engine). Ia menyusun banyak tulisan tentang pattern extraction dan data mining. Untuk mempermudah pengerjaan tugas-tugas kuliahnya, ia juga menyusun perangkat lunak (software) yang mampu mengubah TeX menjadi HTML.
Tak lama kemudian, di Stanford University pula Sergey mengalami momentum penting dalam hidupnya: berjumpa dengan Larry Page. Sergey Brin dan Larry Page, konon, menurut rumor di kalangan orang-orang Google, justru tidak saling menyukai pada kesempatan pertama bertemu (1995) di program pascasarjana ilmu komputer Stanford University. Akan tetapi, mereka sadar diri bahwa mereka memiliki minat yang sama, yakni menemukan informasi yang relevan dari sekumpulan data besar. Mereka akhirnya menjadi duet yang akrab sehingga kemudian menyusun karya tulis bertajuk The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine. Karya ini menjadi penentu penting perjalanan karier mereka selanjutnya.
Pada tahun 2007/2008 Sergey memutuskan untuk menikah dan berkeluarga dengan Anne Wojcicki, saudara dari Susan Wojcicki, seorang karyawan Google. Anne Wojcicki adalah pendiri perusahaan generik 23andMe. Wojcicki, yang merupakan alumnus Yale University, juga dikenal sebagai seorang analis bioteknologi. Sergey dengan Wojcicki menikah di sebuah lokasi di Bahama. Pernikahan mereka membuahkan dua anak: Chloe Wojin dan Benji Wojin. Oleh karena suatu hal, pernikahan mereka kandas (cerai) pada Juni 2015.
Mendirikan Google
Pada usia 40-an tahun Sergey Brin sudah dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses. Bersama dengan sahabatnya, Larry Page, Sergey mendirikan Google, sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang memiliki spesialisasi pada jasa dan produk internet. Produk-produk Google meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan online (daring).
Sergey Brin dan Larry Page mendirikan Google saat mereka masih menjadi mahasiswa Ph.D. di Stanford University. Mereka memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta dengan misi mengumpulkan informasi dunia serta membuatnya dapat diakses dan bermanfaat bagi semua orang.
Di Google, Sergey Brin memegang jabatan sebagai President of Technology. Ia juga ditunjuk menjadi Direktur Proyek Khusus serta mendapatkan tugas untuk mengembangkan perusahaan holding dari Google, yakni Alphabet Inc. Di perusahaan terakhir yang menaungi Google ini ia diangkat sebagai presiden.
Sergey pernah tercatat sebagai orang terkaya nomor 26 di dunia. Menurut Forbes, kekayaan bersih Sergey pada tahun 2018 mencapai 49,5 miliar dolar AS (2018). Forbes menaksir pula, dari jabatan yang dipegangnya, Sergey sukses meraup penghasilan sekitar 34,3 miliar dolar AS (atau setara dengan Rp469 triliun) setahun.
Dengan kekayaan yang melimpah, Sergey turut berderma untuk keperluan riset patologi (tentang penyakit), terutama penyakit parinson. Pada tahun 2008, ia menyumbangkan sebagian kekayaannya (lebih dari 100 juta dolar AS) kepada University of Maryland School of Medicine, tempat ibundanya dirawat. Ibundanya, Evgenia Brin, didiagnosis menderita parkinson. Berdasarkan hasil tes, Sergey sendiri diperkirakan akan akan terkena penyakit yang serupa.
Di tengah kesibukannya mengurus perusahaan, Sergey Brin tetap berusaha menjaga kebugaran tubuh. Ia rajin mengikuti program dan latihan fitness. Ia kerap terlihat mengenakan pakaian dan sepatu khusus untuk fitness. Dalam suatu kesempatan, Sergey pernah mengitari kantornya dengan menggunakan sepatu roda. Untuk mempertahankan kebugaran dan kesehatan, ia juga menekuni yoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar