Oleh Akhmad Zamroni
Ke seberang,
melintasi lautan
kukayuh kaki dan
tangan
melawat ke negeri
orang
yang konon sumber peradaban.
Ke seberang,
melewati angkasa
kuarahkan
pandangan mata
menatap negeri
para tetangga
yang katanya asal muasal budaya.
“Akankah langkahmu
sampai
ke sana, Anak
Muda?” tanya para tetua.
“Tentu saja.
Tetapi, jangan lupa
bekali kami dengan doa-doa.”
Perjalanan ini
akan penuh godaan
dari arah yang
sulit diperkirakan.
“Jangan
sekali-kali meninggalkan
sikap waspada dan
kehati-hatian,”
para tetua kembali berpesan.
“O, pasti, kami
akan hati-hati dan waspada.
Jika tidak, kami
bisa binasa
atau pulang dengan tangan hampa.”
Tunggu, tunggulah
dengan tabah
kami akan kembali
ke rumah
mengolah tanah
dan meniti hari
dengan harapan membuncah.
Tempat ini tak
akan terbengkalai lagi
membangun mimpi,
melangkah dengan hati.
Negeri ini terlalu sayang ditinggal
pergi.
Manahan, 27 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar