Oleh Akhmad Zamroni
Sabana, alangkah eloknya
Sabana, alangkah eloknya
semak dan rumput
menghijau
tak terasa
sebagai tanah rantau.
Langit dan
pepohonan bak lukisan
menjadikan hidup dalam ketakjubkan.
Tanah hitam yang
mempesona
satwa hidup dalam
hukum rimba
tetapi, itulah surga bagi mereka.
Hari-hari berlalu
dengan suara
pagi hari oleh
raungan singa
siang hari ringkikan
zebra
petang hari dengusan heina.
Rusa yang mati
oleh cakar singa
bagian irama
belantara.
Zebra yang binasa
oleh taring buaya
bagian harmoni rimba.
Derap kaki cetah
dan lenguh badak
teriakan siamang
dan terompet gajah
menggantikan
desingan peluru
yang punah bersama perginya pemburu.
Tak ada tempat
lagi bagi mereka
manusia yang
kehilangan akal sehatnya.
Atau mereka mesti
belajar pada satwa
bagaimana cara hidup yang bijaksana.
Daratan hitam bak
pualam
jantung berdenyut
dalam tarian alam
dari jauh saudaramu mengirim salam.
Manahan,
Oktober–November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar