Kamis, 25 Mei 2017

Perjalanan ke Seberang (2)

Oleh Akhmad Zamroni

Sabana, alangkah eloknya
semak dan rumput menghijau
tak terasa sebagai tanah rantau.
Langit dan pepohonan bak lukisan
menjadikan hidup dalam ketakjubkan.
Tanah hitam yang mempesona
satwa hidup dalam hukum rimba
tetapi, itulah surga bagi mereka.
Hari-hari berlalu dengan suara
pagi hari oleh raungan singa
siang hari ringkikan zebra
petang hari dengusan heina.
Rusa yang mati oleh cakar singa
bagian irama belantara.
Zebra yang binasa oleh taring buaya
bagian harmoni rimba.
Derap kaki cetah dan lenguh badak
teriakan siamang dan terompet gajah
menggantikan desingan peluru
yang punah bersama perginya pemburu.
Tak ada tempat lagi bagi mereka
manusia yang kehilangan akal sehatnya.
Atau mereka mesti belajar pada satwa
bagaimana cara hidup yang bijaksana.
Daratan hitam bak pualam
jantung berdenyut dalam tarian alam
dari jauh saudaramu mengirim salam.
Manahan, Oktober–November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar