Oleh Akhmad Zamroni
Sumber: danevil.files.wordpress.com |
Perkembangan dan pembaruan (inovasi) teknologi hampir
selalu menarik perhatian publik karena banyak mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Perkembangan dan inovasi teknologi dapat mempermudah cara kerja
manusia selain kerapkali mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kehadiran komputer
dan handphone, misalnya, telah
memudahkan masyarakat di semua negara di dunia dalam pemprosesan, penyimpanan,
dan penggunaan data serta dalam melakukan kegiatan komunikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan
komunkasi beserta turunannya mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang paling
pesat dan revolusioner. Dari tahun ke tahun, teknologi dalam bidang ini hampir selalu
megalami perubahan dan inovasi. Pada tahun 2017, ada beberapa perkembangan teknologi yang terkait dengan bidang
informasi dan komunkasi yang diperkirakan bakal menjadi trend.
Sumber: cdn1-a.production.images.static6.com |
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Chief Economist and
Senior Director of Market Research Consumer Technology Association (CTA), Shawn
DuBravac, pada acara CES Asia 2017 di Shanghai, China, setidaknya ada empat
tren teknologi yang terjadi pada tahun 2017. Tren-tren tersebut sebagai
berikut.
Pertama, makin minimnya
sentuhan konektivitas computing dalam perangkat sehari-hari. Tren
ini disebut sebagai invisible computing. Para pengguna perangkat mobile kian
sedikit memanfaatkan tangan untuk menjalankan atau mengoperasikan perangkat. Menurut
DuBravac, akan kian banyak orang yang menggunakan “teknologi suara”. Computing,
seperti ponsel (handphone) pintar yang mampu menerima perintah dengan
suara, selain dengan tangan, penggunaannya akan bertambah luas.
Kedua, munculnya atau
terjadinya kombinasi antara virtual reality (VR) dan augmented
reality (AR). Tren ini dikenal
dengan sebutan immersive involvement. DuBravac menyatakaan bahwa paduan antara
keduanya akan menghasilkan mixed reality. Contoh konkretnya adalah
teknologi drone yang dapat digunakan
di bawah air (underwater drone). Menurut DuBravac, akan ebih
banyak display digital (seperti vehicle technology) di
banyak lingkungan.
Ketiga, munculnya apa yang
disebut algorthmic experience, yaitu perangkat yang saling terkoneksi (terhubung)
satu sama lain, seperti teknologi sistem informasi dan otomotif. Hal ini ditandai
dengan diciptakannya mobil yang bisa beroperasi sendiri (self-driving
vehicles). Sudah ada beberapa pabrikan otomotif yang mengembangkan self-driving cars, seperti Mercedes
Benz, Nevs, BMW, Honda, Volvo, Baidu, BYD, dan Continental.
Sumber: cdn2.tstatic.net |
Keempat, bakal maraknya digitalisasi gaya hidup dan lingkungan sehari-hari; sebuah gejala yang disebut DuBravac sebagai digital life. Tampaknya, tren ini merupakan perpaduan antara analog dan digital. Perangkat digital ini dirancang untuk membantu memudahkan kegiatan hidup sehari-hari. Jaket tech-air airbag vest yang diluncurkan Alpinestars, misalnya, dapat mendeteksi jika jaket dipegang oleh orang lain (bukan pemiliknya).
Sementara itu, perusahaan peneliti
pasar, GfK, dalam laporan terbarunya tentang tren teknologi (tech trends), mengemukakan lima tren teknologi yang berpotensi memberikan dampak signifikan
pada kehidupan konsumen pada tahun 2017. Dari kelima tren ini, beberapa di
antaranya memiliki daya tarik yang signifikan di Asia Tenggara. Berikut ini kelima
tren yang dimaksud.
1. Pembayaran
melalui Ponsel
Seiring dengan aplikasi belanja yang kian populer, pembayaran melaui ponsel (handphone) tengah mengalami terobosan besar di Asia Tenggara. Di Singapura ada 30.000 tempat belanja ritel yang menerima pembayaran secara nontunai, seperti Apple Pay, Android, dan Samsung Pay. Adapun di Indonesia, sebagian besar penyedia ritel tradisionalnya kini tengah menerapkan wadah e-commerce.
Seiring dengan aplikasi belanja yang kian populer, pembayaran melaui ponsel (handphone) tengah mengalami terobosan besar di Asia Tenggara. Di Singapura ada 30.000 tempat belanja ritel yang menerima pembayaran secara nontunai, seperti Apple Pay, Android, dan Samsung Pay. Adapun di Indonesia, sebagian besar penyedia ritel tradisionalnya kini tengah menerapkan wadah e-commerce.
The Connected Asian Consumer (sebuah
studi dari GfK), melaporkan bahwa konsumen di Indonesia dan Singapura cukup
sering memanfaatkan aplikasi belanja online
(di Indonesia mencapai 35, di Singapura 37 persen). Namun, aplikasi tersebut
paling banyak digunakan di India (54 persen) dan Tiongkok (48 persen). Hampir
setengah dari populasi di kedua negara ini menggunakan aplikasi online lebih dari 1 kali dalam seminggu.
Sumber: static.inilah.com |
2. Rumah Pintar (Smarthome)
Terjadi penyerapan positif secara global untuk AC digital yang terhubung dengan WIFI, yang penjualan globalnya mencapai 42 juta dolar AS pada tahun 2016 lalu. Di Asia dan Oseania, penjualan terbesarnya terjadi di Taiwan, diikuti Australia dan Selandia Baru, sementara di Thailand dan Vietnam juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar.
Tiongkok akan memimpin dalam adopsi massal
atas rumah pintar. Jepang menjadi pemain kuat yang kedua karena bukan hanya
sudah terhitung sebagai salah salah satu dari lima pasar global terkemuka, tetapi
juga mempunyai populasi menua yang akan mendorong berkembangnya solusi kesehatan
dan kesejahteraan pintar. Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura juga
diperkirakan akan berkontribusi besar pada pertumbuhan rumah pintar dengan
besarnya proporsi rumah tangga berpendapatan tinggi dan konektivitas data.
3. Produk Wearable
(teknologi yang dapat ditempelkan pada tubuh manusia)
Sebuah studi GfK di 16 negara menunjukkan bahwa sepertiga (33 persen) responden melacak atau memonitor kesehatan atau kebugarannya melalui aplikasi online atau mobile seperti gelang fitness atau jam pintar. Tiongkok memimpin tren ini dengan 45 persen, diikuti Amerika Serikat dan Brasil (29 persen), Jerman (28 persen), dan Prancis (26 persen). Pasar perangkat wearables memperlihatkan pertumbuhan sehat dua digit dengan peningkatan sebesar 45 persen yang mencapai volume penjualan sebanyak 13 juta perangkat dari Januari hingga Desember 2016.
4. Realitas Maya dan Tertambah (Virtual dan Augmented Reality – VR/AR)
Virtual dan augmented reality (VR/AR) akan mulai tumbuh dalam industri ritel dan industri lain sejalan dengan kesadaran para pelaku bisnis atas kemampuan teknologi tersebut.
Sebuah studi GfK di 16 negara menunjukkan bahwa sepertiga (33 persen) responden melacak atau memonitor kesehatan atau kebugarannya melalui aplikasi online atau mobile seperti gelang fitness atau jam pintar. Tiongkok memimpin tren ini dengan 45 persen, diikuti Amerika Serikat dan Brasil (29 persen), Jerman (28 persen), dan Prancis (26 persen). Pasar perangkat wearables memperlihatkan pertumbuhan sehat dua digit dengan peningkatan sebesar 45 persen yang mencapai volume penjualan sebanyak 13 juta perangkat dari Januari hingga Desember 2016.
4. Realitas Maya dan Tertambah (Virtual dan Augmented Reality – VR/AR)
Virtual dan augmented reality (VR/AR) akan mulai tumbuh dalam industri ritel dan industri lain sejalan dengan kesadaran para pelaku bisnis atas kemampuan teknologi tersebut.
Sumber: yahyazakaria.student.umm.ac.id |
5. Kendaraan Pintar (Automomous Vehicles)
Mobil pintar atau kendaraan bermotor pintar (automomous vehicles) sudah mulai diproduksi oleh pabrikan secara massal. Penyerapan oleh pasar juga sudah mulai berlangsung di beberapa negara.
Dari lima tren tersebut,
pembayaran melalui ponsel, rumah pintar, dan wearables memiliki daya tarik yang signifikan di Asia Tenggara,
demikian menurut hemat Karthik Venkatakrishnan, Direktur Regional GfK Asia. Teknologi-teknologi
tersebut mendorong tren dan konsumen kini kian terhubung secara digital sehingga
penting bagi brand untuk mengerti
proses belanja para pembeli, channel-channel yang menghubungkan merek dengan
konsumen dan pengalaman penggunaan teknologi untuk memenangkan konsumen secara
efektif. (Disarikan dan diolah dari kompas.com [8 Juni 2017] dan tempo.co [20
Mei 2017])