Minggu, 01 Maret 2020

Mengira Dirinya Terinfeksi Virus Corona, Perempuan Korsel Bunuh Diri di Solo

Dua wanita Korea Selatan berjalan di Kota Seoul dengan mengenakan masker (Sumber: Reuters-Kim Hong-Ji)

Virus corona (covid-19) yang saat ini tengah merajalela tidak hanya menyebabkan ribuan orang di seluruh dunia menemui ajal. Anggapan yang keliru mengenai serangan virus ini juga menyebabkan orang mengakhiri hidupnya sendiri secara tragis.
Hal itulah yang terjadi pada seorang perempuan Korea Selatan yang tengah berada di Solo, Indonesia. Korban yang berinisial EJ mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di kamar hotelnya karena mengira dirinya telah terinfeksi virus corona.
Ihwal EJ menyangka dirinya terkena virus corona diketahui dari catatan yang ditinggalkannya sebelum ia bunuh diri. Tubuhnya yang tergantung tak bernyawa kali pertama ditemukan oleh temannya sesama warga Korea Selatan, pada 23 Februari 2020 lalu.
EJ bersama temannya berkunjung ke Solo dan menginap di salah satu hotel di Kota Bengawan. Berdasarkan keterangan yang diterima dari Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, wanita yang berusia 57 tahun tersebut tiba di Solo pada 16 Februari untuk keperluan dinas.
Dalam catatan yang ditinggalkan EJ, ia juga menulis riwayat perjalanannya. Sebelum pergi ke Solo, ia sempat melakukan perjalanan dinas ke Dalian, China, dan kembali ke Korea Selatan pada 22 Januari.
Warga Korea Selatan mengenakan masker untuk pencegahan Corona (Sumber: Jung Yeon-Je-AFP) 

EJ juga mengungkapkan riwayat kesehatannya. Misalnya, pada 8 Februari, ia merasakan iritasi pada tenggorokannya, kemudian pada 9 Februari, ia pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri sesuai anjuran pemerintah Korea Selatan. Selanjutnya, pada 14 Februari, ia disuntik untuk pencegahan flu dan membeli masker di sebuah  apotek di Korea Selatan.
Diduga, EJ mengakhiri hidupnya akibat depresi. Ia menganggap dirinya terinfeksi corona, tetapi hasil pemeriksaan terhadap jenazahnya menunjukkan bahwa ia tidak terinfeksi corona alias negatif.
"Dari hasil pemeriksaan ternyata negatif," kata Komisaris Besar Andi Rifai, Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, sebagaimana dilansir tempo.co. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Korea Selatan untuk pemeriksaan tersebut. "Jadi kemungkinan yang bersangkutan merasa depresi," ujarnya lagi.
Pernyataan Andi diperkuat oleh hasil otopsi yang dilakukan RSUD dr   Moewardi, Solo. "Kami telah melakukan otopsi terhadap jenazah yang bersangkutan," kata juru bicara RSUD dr Moewardi, Eko Haryati, hari Minggu, 1 Maret 2020.
RSUD Moewardi mengambil sampel luar jenazah EJ, kemudian dibawa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan untuk diperiksa. "Hasilnya memang negatif," kata Eko (tempo.co, 1 Maret 2020 15.33 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar