Dua wanita Korea Selatan berjalan di Kota Seoul dengan mengenakan masker (Sumber: Reuters-Kim Hong-Ji) |
Virus corona
(covid-19) yang saat ini tengah merajalela tidak hanya menyebabkan ribuan orang
di seluruh dunia menemui ajal. Anggapan yang keliru mengenai serangan virus ini
juga menyebabkan orang mengakhiri hidupnya sendiri secara tragis.
Hal
itulah yang terjadi pada seorang perempuan Korea Selatan yang tengah berada di
Solo, Indonesia. Korban yang berinisial EJ mengakhiri hidupnya dengan cara
menggantung diri di kamar hotelnya karena mengira dirinya telah terinfeksi virus
corona.
Ihwal
EJ menyangka dirinya terkena virus corona diketahui dari catatan yang
ditinggalkannya sebelum ia bunuh diri. Tubuhnya yang tergantung tak bernyawa
kali pertama ditemukan oleh temannya sesama warga Korea Selatan, pada 23 Februari
2020 lalu.
EJ
bersama temannya berkunjung ke Solo dan menginap di salah satu hotel di Kota
Bengawan. Berdasarkan keterangan yang diterima dari Kedutaan Besar Korea
Selatan untuk Indonesia, wanita yang berusia 57 tahun tersebut tiba di Solo
pada 16 Februari untuk keperluan dinas.
Dalam catatan
yang ditinggalkan EJ, ia juga menulis riwayat perjalanannya. Sebelum pergi ke
Solo, ia sempat melakukan perjalanan dinas ke Dalian, China, dan kembali ke
Korea Selatan pada 22 Januari.
Warga Korea Selatan mengenakan masker untuk pencegahan Corona (Sumber: Jung Yeon-Je-AFP) |
EJ juga
mengungkapkan riwayat kesehatannya. Misalnya, pada 8 Februari, ia merasakan
iritasi pada tenggorokannya, kemudian pada 9 Februari, ia pergi ke rumah sakit
untuk memeriksakan diri sesuai anjuran pemerintah Korea Selatan. Selanjutnya, pada
14 Februari, ia disuntik untuk pencegahan flu dan membeli masker di sebuah apotek di Korea Selatan.
Diduga,
EJ mengakhiri hidupnya akibat depresi. Ia menganggap dirinya terinfeksi corona,
tetapi hasil pemeriksaan terhadap jenazahnya menunjukkan bahwa ia tidak
terinfeksi corona alias negatif.
"Dari
hasil pemeriksaan ternyata negatif," kata Komisaris Besar Andi Rifai, Kepala
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surakarta, sebagaimana dilansir tempo.co. Pihaknya
telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Korea Selatan untuk pemeriksaan
tersebut. "Jadi kemungkinan yang bersangkutan merasa depresi," ujarnya
lagi.
Pernyataan
Andi diperkuat oleh hasil otopsi yang dilakukan RSUD dr Moewardi, Solo. "Kami telah melakukan otopsi terhadap
jenazah yang bersangkutan," kata juru bicara RSUD dr Moewardi, Eko
Haryati, hari Minggu, 1 Maret 2020.
RSUD
Moewardi mengambil sampel luar jenazah EJ, kemudian dibawa ke Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Kesehatan untuk diperiksa. "Hasilnya memang
negatif," kata Eko (tempo.co, 1 Maret 2020 15.33 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar