Rabu, 09 Mei 2018

Tradisi Demokrasi dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia


Oleh Akhmad Zamroni

Sumber: pilkadabali.com

Bagaimanakah proses awal timbulnya demokrasi di Indonesia? Bagaimana demokrasi sebagai ide tumbuh dan berkembang serta sebagai sistem pemerintahan diterapkan di negara kita? Mengapa negara kita memilih demokrasi sebagai sistem ketatanegaraan? Model demokrasi yang bagaimanakah yang dianut serta dijalankan di Indonesia.
Seusai kemunculan perdananya pada zaman Yunani kuno dahulu, demokrasi menyebar dan berkembang ke berbagai pelosok dunia. Demokrasi mengalami perkembangan seiring dengan dinamika dan perubahan yang terjadi pada tata kehidupan masyarakat manusia. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan pada bentuk atau pola demokrasi, di antaranya, adalah dinamika masyarakat, kebudayaan, dan pandangan hidup masyarakat.
Setiap bangsa dan negara memiliki sejarah, dinamika, kebudayaan, dan pandangan hidup yang berbeda-beda sehingga demokrasi yang dianut oleh bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia juga tidak sama. Setiap bangsa dan negara memiliki karateristik yang berlainan dalam menganut dan mengimplementasikan demokrasi. Begitu pula bangsa dan negara Indonesia, mengimplementasikan atau memberlakukan demokrasi dengan cara yang relevan dengan sejarah, kebudayaan, dan falsafahnya.
Sebagaimana halnya di berbagai negara lain, di Indonesia demokrasi dilaksanakan dengan anggapan bahwa demokrasi merupakan sistem yang akan mendatangkan banyak hal positif. Sebagai sistem, demokrasi juga dianggap sesuai dengan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Hal ini, antara lain, tampak dari dipraktikkannya demokrasi –– secara sadar atau tidak sadar –– oleh masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.
Penelusuran terhadap kehidupan masa lalu masyarakat Indonesia mengindikasikan bahwa selama berabad-abad demokrasi menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah berlangsung jauh sebelum Indonesia merdeka dan terbentuk menjadi negara. Berbagai sumber sejarah bahkan menunjukkan bahwa tradisi berdemokrasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari jauh sebelum masa penjajahan bangsa-bangsa asing (Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang) di Indonesia.
Pola kehidupan masyarakat Indonesia yang memperlihatkan corak demokrasi tentu saja semula tidak diklaim secara langsung sebagai demokrasi. Namun, cara-cara yang dilakukan jelas memperlihatkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi. Indikasi ini paling jelas terlihat dalam kehidupan masyarakat di desa-desa.
Model demokrasi yang dijalankan di desa-desa di Indonesia umumnya merupakan demokrasi langsung. Hal ini terutama tampak dalam kegiatan-kegiatan rutin masyarakat, seperti musyawarah dan pemilihan pemimpin. Dalam musyawarah untuk membuat keputusan dan pemilihan kepala kampung, seluruh warga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan suara yang sama. Persamaan dan kesetaraan juga tercermin jelas dalam pergaulan dan kerja sama yang dilakukan oleh warga masyarakat.
Tradisi tersebut dijalankan secara turun-temurun sejak masa yang sulit ditentukan permulaannya. Akan tetapi, yang jelas, pola tersebut sudah mentradisi dan mengakar dalam kehidupan masyarakat desa. Satu hal yang mungkin menjadi faktor penentunya adalah bahwa demokrasi (langsung) dapat berjalan dengan baik karena jumlah penduduk masih relatif kecil serta permasalahan di desa umumnya masih cenderung homogen dan sederhana.
Sampai saat ini, di pelosok-pelosok desa di Indonesia demokrasi langsung masih dipraktikkan dengan baik. Di desa-desa yang jumlah warganya masih sedikit dan persoalan kehidupannya masih sederhana, demokrasi langsung dapat dilaksanakan tanpa kendala yang berarti. Namun, di desa-desa dengan jumlah penduduk yang banyak dan persoalannya lebih kompleks akibat sentuhan globalisasi dan modernisasi, demokrasi yang dijalankan sudah mulai mengarah ke demokrasi sistem perwakilan.
Apabila dilihat bahwa demokrasi di (pedesaan) Indonesia sudah dipraktikkan sebelum masa penjajahan, maka tampak jelas bahwa demokrasi dalam kehidupan masyarakat kita sudah menjadi tradisi yang panjang. Tanpa klaim atau pelabelan, demokrasi dianut dan dilaksanakan sebagai bagian dari sistem atau pola kehidupan sehari-hari. Oleh karena sudah menjadi tradisi yang mengakar kuat, demokrasi pada masyarakat desa kita sulit sekali dihilangkan.
Imperialisme dan kolonialisme di Indonesia oleh bangsa-bangsa asing yang mulai terjadi pada abad XVI pun tidak mampu menghapuskannya. Imperialisme dan kolonialisme menyebabkan masyarakat hidup dalam tekanan dan penderitaan yang berat serta mungkin menyebabkan demokrasi luntur hanya di permukaan. Namun, sebagai sistem kehidupan demokrasi itu sendiri tidaklah lenyap atau mati.
Hingga menjelang dan sesudah proklamasi kemeredekaan (tahun 1945), tradisi demokrasi masih terus melekat pada kehidupan masyarakat. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dilakukan secara demokratis dengan, antara lain, mempertimbangkan keterwakilan wilayah, etnis, dan agama. Pemilihan presiden dan wakil presiden sehari setelah proklamasi kemerdekaan juga dilakukan secara demokratis oleh para anggota PPKI. Adapun pemilihan umum (pemilu) yang dilakukan sepuluh tahun setelah kemerdekaan, yakni pemilu 1955, juga dilakukan secara sangat demokratis –– pemilu tahun 1955 dinilai oleh para ahli sejarah dan ahli politik sebagai pemilu yang sangat demokratis dan paling jujur dalam sejarah kehidupan bangsa dan negara Indonesia.